Thursday, August 3, 2017

...

Penuhi Nutrisi Ibu Demi Masa Depan Generasi Maju


Being a good mother has nothing to do with age, but more the size of your heart. If you can love enough to know that you will anything to protect and care for your children little else matters.

Menjadi ibu yang baik tidak tergantung dari usia, tapi dari seberapa besar hati kita merawat titipan Illahi. Hal itulah yang saya tanamkan dalam hati ketika memutuskan menikah di usia 19 tahun. Usia yang tergolong belia untuk membangun rumah tangga. Namun saya percaya, niat baik akan selalu Allah bukakan jalannya.

Drama Seputar Kehamilan

Tanpa menunggu lama, selang 2 bulan saya menikah Allah menitipkan janin dalam rahim saya. Saat itu, saya merasa kaget, takut dan khawatir. Semua perasaan itu bercampur menjadi satu. Yang saya cemaskan adalah bagaimana jika saya tidak bisa menjadi ibu yang baik untuk anak saya kelak, bagaimana jika asupan nutrisinya kurang, bagaimana jika nanti ia lahir tidak sempurna karena kelalaian saya. Akhh, saya rasa hampir semua ibu baru pasti merasakannya.

Alhamdulillah, suami terus mensupport dan meyakinkan saya, bahwa kita berdua pasti bisa menjadi orang tua yang baik jika terus berusaha dan belajar. 
dok by Happymom.blogspot.com

Tapi, hal lain yang tidak terduga sebelumnya muncul. Di trimester pertama kehamilan, badan saya drop. Hampir 5x dalam sehari saya muntah, makanan yang masuk pun sedikit sekali. Setiap malam demam tidak dapat dihindari.

Bolak balik ke klinik sudah jadi rutinitas saya dan suami. Selain untuk cek kandungan, juga untuk berobat karena hari demi hari kondisi saya kian drop. Berat badan pun menurun drastis. Sebelumnya tubuh saya termasuk kategori "Berisi" (berisi banyak lemak lebih tepatnya), namun setelah kehamilan menginjak usia 2,5 bulan, berat badan saya turun sekitar 18 kg. Dari yang awalnya 60 kg turun mencapai 42 kg.

Hal itu juga yang dikhawatirkan dokter. Dokter sempat menyarakan saya untuk dirawat inap. Namun karena tidak mau mengkhawatirkan keluarga dan juga merepotkan suami, saya meminta agar dirawat di rumah saja.

Akhirnya dokter membolehkan tapi dengan syarat, saya harus memperhatikan asupan nutrisi untuk diri saya juga, bukan hanya untuk janin yang saya kandung saja.

Bisa dibilang, karena menjadi ibu di usia yang relatif muda, pengetahuan dan bekal saya kurang sekali. Karena ketakutan yang teramat sangat di awal kehamilan, menjadikan saya hanya fokus pada janin yang saya kandung tanpa memperhatikan asupan untuk saya pribadi. Padahal kesehatan saya juga kunci kesehatan janin.

pic by Alodokter.com

Akhirnya, saya semakin rajin membaca buku dan artikel kehamilan. Selain itu, saya juga memakan apapun yang saya suka tanpa takut janin terluka. Asal dalam batas wajar dan seizin dokter (karena sebelumnya saya takut dan membatasi diri dari makan ini dan itu, yang padahal tidak ada pengaruh buruk pada janin).

Dan saya juga rutin minum susu kehamilan. Selain menambah nutrisi saya, susu kehamilan juga bagus untuk tumbuh kembang janin. Waktu itu saya pilih Anmum Materna, selain rasanya yang enak dan ga bikin enek, kandungan 11 vitamin dan 7 mineralnya juga lengkap. Anmum Materna juga mengandung folate, nutrisi makro dan mikro Ganglioside (GA) dan DHA. Insya allah nutrisi ibu dan janin jadi terpenuhi.


Seiring dengan usia kandungan yang terus bertambah, kondisi kesehatan saya pun makin membaik. Sebelumnya badan ini ringkih banget, kena angin sedikit langsung mual dan masuk angin. Tapi setelah memperbaiki nutrisi dengan minum susu Anmum Materna malah sukanya jalan keluar untuk cari angin. 

Berat badan pun perlahan bertambah dan setiap cek kandungan dokter bilang hasilnya baik, bayinya sehat dan berat badannya bagus.

Sampai menjelang persalinan, susu kehamilan nggak perna alfa saya kosumsi. Saya biasa minumnya dalam keadaan dingin atau dicampur es, karena rasanya mirip seperti eskrim.

Persalinan yang menegangkan

Alhamdulillah proses persalinan yang cukup panjang berhasil saya lewati. Bayangin coba, 2 hari 2 malam saya nahan mules yang rasanya Masya Allah. Kalau kondisi saya lemah dan nutrisi saya nggak cukup dijamin nggak akan kuat, bahkan pasti langsung diambil tindakan sesar oleh dokter.

Namun semua terbayar tunai, begitu saya lihat buah hati saya, si jagoan yang ganteng, sehat, sempurna dan chuby 😍. Rambutnya lebat, bobotnya cukup besar 3,4 kg dan tinggi 50 cm. Rasanya bersyukur luar biasa.

Baby syauqi
Awal menjadi ibu, rasa bahagia yang luar biasa hanya saya rasakan beberapa hari saja. Episode baru pun dimulai. Rasa capek, sensitif berlebih dan baby blues mulai saya rasakan.

Penyebabnya bukan karena kehadiran buah hati. Tapi lebih kepada lingkungan sekitar yang tidak mensupport sepenuhnya, terutama label 'ibu muda' yang melekat pada saya.

Setelah bersalin, suami dan saya memutuskan untuk tinggal  sementara di rumah orang tua suami. Mengingat saya belum ada pengalaman mengurus bayi. Alhamdulillah Ayah dan Ibu mertua mengajari saya dengan sepenuh hati. Tapi, masalahnya bukan di situ. 

Episode Baru: Baby Blues 

Para tetangga yang bermulut setajam ular berbisa-lah penyebabnya. Karena ayah dan ibu mertua serta suami bekerja di pagi hari, jadilah tetangga-tetangga yang aneka rupa pemikiran dan pemahamannya itu yang menemani saya.

pic by mamehghina.blogspot.com

Di mata mereka, saya selalu salah. Padahal saya sudah berusaha merawat si kecil semaksimal mungkin yang saya bisa. Bahkan jahitan di organ vital sayapun belum-lah kering. Tapi selalu ada saja salahnya.

Masalah bedong bayi


Pic by Tipsanakbayi.com

Tetangga A masuk dan bilang "kok anaknya nggak dibedong sih? Nanti kakinya bengkok lho, emang kamu mau punya anak kakinya letter O?"

Astagfirullah, saya istighfar sambil kemudian membedong buah hati saya.

Setelah si A pulang, datanglah tetangga B, dan bilang "kok siang-siang dibedong sih? Kasian lho anakmu nggak ada ruang geraknya, lagian siang tuh panas, gerah, emang kamu mau anak kamu nanti pada biang keringet? '

Lah, saya kudu piyeee???  😢

Bukan cuma itu aja, jamu 40 hari juga jadi masalah.
Mungkin saya tipikal ibu yang terlalu modern, entahlah. Yang jelas waktu itu saya nggak mau minum jamu 40 harian, karena rasanya yang pahit dan nggak karuan di mulut. Saya memilih melengkapi nutrisi dengan makan buah, sayur, banyak protein dan juga susu menyusui Anmum Lacta. Selain nutrisi Ganglioside (GA) dan DHA-nya jelas dan lengkap, saya juga nggak perlu nutup hidung setiap minumnya, karena rasanya enak 😍

Tapi, itu semua juga salah di mata tetangga. Mereka bilang, kandungan susu beda sama jamu. Nanti air susunya nggak keluarlah, darahnya nggak bersihlah dan sebagainya. Padahal yang bikin saya drop dan air susunya nggak keluar, ya.. omongan mereka itu.

Ngerasain baby blues karena omongan tetangga itu nggak banget deh. Bikin sering nangis nggak jelas, bikin ngerasa kalo saya bukan ibu yang baik untuk anak, dan sebagainya. Alhamdulillahnya, saya punya keluarga yang mensupport luar biasa. 

Ayah dan Ibu mertua nggak pernah menyalahkan saya, dan terus memotivasi untuk kasih yang terbaik pada buah hati, mereka juga minta sama tetangga untuk nggak sering main kerumah karena ganggu waktu istirahat saya.

Pelan-pelan, psikologis saya mulai stabil, nggak sensitif dulu. Ternyata memang dukungan orang di sekitar ibu hamil dan menyusui itu penting banget lho. 



Studi Terkini tentang Faktor Pendukung Kesehatan Ibu Hamil dan Menyusui

Terbukti dari studi terkini oleh Fonterra Brands Indonesia dan Anmum, yang dipresentasikan pada peluncuran kampanye Anmum #CelebrateTheExtraordinary di Hotel Raffles yang saya hadiri beberapa waktu lalu. Dari hasil studi yang itu, terungkap fakta bahwa, jika ibu tidak didukung dengan pengetahuan dan pemahaman yang memadai tentang kesehatan dan nutrisi ibu hamil dan menyusui dari sistem pendukung sosial mereka, kesehatan dan kesejahteraan mereka dapat terkena dampaknya.


Dr. dr. Ali Sungkar, SpOG (K), Ketua PERINASIA
(Dok by Noe Traveler)

Lebih lanjut Dr. dr. Ali Sungkar, SpOG (K), Ketua Perkumpulan Perinatologi Indonesia (PERINASIA) dan Anggota Dewan Penasihat Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia DKI Jakarta, menjelaskan "Selama kehamilan dan menyusui, para ibu mengalami perubahan fisik dan psikologis. Mereka membutuhkan dukungan dari lingkungan sosialnya juga nutrisi yang tepat. Hal tersebut merupakan aspek penting yang akan memengaruhi kesehatan ibu supaya nantinya dapat merawat anak dan keluarga dengan baik".

Wah, sebegitu berpengaruhnya ya, nutrisi dan lingkungan sosial pada kesehatan ibu dan anak. Makanya penting banget nih menjaga asupan nutrisi selama hamil dan menyusui. Alhamdulillahnya saya rutin konsumsi Anmum Materna dan Lacta, jadi nggak ada masalah sama nutrisi. Saya cuma ngebayangin, duh seandainya dari dulu saya ikutan acara seperti ini nggak akan deh kena baby blues syndrom.


Anmum Materna dan Lacta 

Senada dengan apa yang diucapkan dr. Ali Sungkar, Rohini Behl, selaku Marketing Technical Advisor, Fonterra Brand Indonesia juga mengungkapkan, "Menjadi ibu adalah salah satu transisi yang luar biasa dalam kehidupan seorang wanita. Oleh karena itu, penting bagi para ibu untuk mendapat dukungan penuh dari anggota keluarga dan lingkungan mereka." 

Rohini Behl, Marketing Technical Advisor Fonttera Brand Indonesia
(Dok by Noe Traveler)

Melalui kampanye #CelebrateTheExtraordinary ini, Anmum ingin merayakan momen kehamilan dan menyusui para ibu, karena merupakan momen yang menantang sekaligus merayakan Pekan ASI Sedunia. Anmum juga ingin memberdayakan dan menginpirasi para ibu dan keluarganya dengan pengetahuan yang tepat. 

Ines Yumahana Gulardi, MSc., Senior Nutrition Manager Fonterra
(Dok by Noe Traveler)



Menurut Ines Yumahana Gulardi, MSc., Senior Nutrition Manager Fonterra Brands Indonesia, tahap pertama kehidupan seorang anak meliputi perkembangan janin di rahim dan masa menyusui sangat krusial dan nutrisi ibu sangat penting dalam periode ini. Jika seorang ibu memperoleh nutrisi dengan baik, maka kebutuhan nutrisi untuk tubuhnya dan anaknya akan terpenuhi. Atas dasar itulah Anmum Materna dan Lacta memberikan perhatian dan nutrisi khusus untuk kesehatan dan kesejahteraan ibu melalui kandungan nutrisi di dalamnya.

Selain dapet berbagai informasi keren seputar kehamilan dan menyusui, saya juga bisa sharing dengan bunda hebat lainnya. Diantaranya adalah Cynthia Lamusu, seorang public figure dan ibu dari bayi kembar Tatjana dan Bima, serta Maria Leonnyta Sastra Wijaya, seorang ibu pejuang ASI.


Chyntia Lamusu, Public Figure
(dok by Windah Tsu)
Cynthia Lamusu banyak bercerita pada bunda yang hadir, betapa beratnya penantian yang ia jalani bersama dengan sang suami, Surya Saputra. Tapi berkat hal itu ia menjadi semakin mengerti dan mempersiapkan bekal yang terbaik untuk buah hatinya. Salah satunya, mempersiapkan nutrisi yang tepat di masa kehamilan dan menyusui dengan rutin mengonsumsi Anmum


Maria Leonnyta, Pejuang ASI
(dok by Anastasia Rian)

Hal lain diceritakan oleh Maria Leonnyta, ia bercerita, betapa sedihnya ia tidak bisa menyusui buah hatinya karena beberapa faktor. Rasa sedih dan penyesalan itulah yang akhirnya mengantarkan ia menjadi pejuang ASI dan mengampanyekan nutrisi tepat untuk ibu hamil dan menyusui dengan Anmum.

Selesai talkshow, tibalah saatnya lauching rasa baru Anmum Materna "Chocolate". Seluruh bintang tamu dan undangan yang hadir diminta untuk mengangkat gelas berisi Anmum Materna Chocolate yang telah disediakan dan meminumnya bersama-sama setelah siraman warna-warni confetti yang cantik memeriahkan stage. 


Dok by Noe Traveler

Kemudian 10 dari bunda yang hadir diminta maju ke panggung untuk mencoba rasa baru Anmum Materna "Chocolate", dan semuanya bilang enak. Nggak heran sih, karena memang menurut survey aja, 8 dari 10 ibu hamil lebih menyukasi rasa baru Anmum Materna Chocolate dibanding dengan susu merk lainnya. 


dokpri

Pulang dari acara ini, saya memang niatkan mau menuliskan informasi ini di blog saya, agar semakin banyak yang paham bahwa nutrisi ibu dan dukungan lingkungan sosial itu penting banget bagi tumbuh kembang janin. Dan biar nggak ada lagi ibu-ibu lainnya yang kena sindrom baby blues kaya saya dulu. Pokoknya salam sehat dan salam nutrisi tepat untuk seluruh ibu hamil dan menyusui 👋👋👋Kalian hebat!!!

Foto bersama Chyntia Lamusu dan Maia Leonny






No comments:

Post a Comment

Terimakasih sudah mampir. semoga bermanfaat ^_^
Jangan lupa tinggalkan komen yaaa ;D