Friday, August 25, 2017

...

Wujudkan Indonesia Emas 2045 dengan Penuhi Hak Kesehatan Anak


Kekayaan terbesar sebuah bangsa adalah manusianya bukan sumber daya alamnya. ~ Anies Baswedan.

Kondisi anak-anak saat ini merupakan gambaran masa depan bangsa. Pemenuhan hak-hak anak, termasuk hak tumbuh kembang. Kesehatan dan pendidikan menjadi penentu utama masa depan Indonesia. Melihat kondisi saat ini, sepertinya masih banyak PR yang harus dikerjakan pemerintah dan kita sebagai warga negara Indonesia. 

Sebab, data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan jumlah penduduk miskin di Indonesia pada Maret 2017 sebanyak 27,77 juta orang (10,64%), sebanyak 11 juta jiwa atau sekitar 40% dari jumlah penduduk miskin tersebut adalah anak-anak. 

Nah, merujuk pada data kemiskinan di atas, terlihat jelas masih banyak anak-anak yang belum dapat menikmati hak-haknya. Bahkan Unicef menyebutkan salah satu indikator deprivasi atau tak terpenuhinya hak-hak dasar anak adalah bila anak tidak mendapat gizi seimbang.

Beruntungnya saya, beberapa waktu lalu menjadi bagian dari Blogger Crony Community dapat menghadiri acara Hari Anak Nasional 2017, Pemenuhan Hak Kesehatan Anak untuk Mewujudkan Indonesia Emas 2045: "Upaya Promotif dan Preventif Mencegah Masalah Malnutrisi pada Anak".


Acara dibuka dengan drama dari Sekolah Cugenang Cianjur, Sekolah berasrama khusus anak cerdas dengan IQ diatas 130 dan kreatif. Drama itu menceritakan tentang anak sekolah menengah pertama yang berbadan kurus dan kecil akibat kurang nutrisi sehingga menghambat pertumbuhannya.

Sebenarnya hal itu bukan hanya terjadi di dalam drama saja, pada kenyataannya banyak sekali anak Indonesia yang mengalami masalah dalam pertumbuhan akibat kurang nutrisi. Penyebabnya tak lain dan tak bukan adalah kemiskinan.

Kemiskinan memang menjadi faktor utama masalah gizi, tidak hanya di Indonesia namun juga di belahan dunia lainnya. Namun, di era informasi dan teknologi komunikasi, dimana penyebaran dan perputaran informasi sangat cepat turut menyumbang masalah. Sebab, tidak semua informasi yang diakses masyarakat dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, terutama informasi yang berkaitan dengan kesehatan. Masyarakat karena ketidaktahuannya akhirnya meneruskan informasi yang salah dan justru berdampak buruk bagi kesehatan.

Hal lain yang perlu diwaspadai adalah iklan atau promosi produk pangan yang tidak tepat. Contohnya saja iklan susu kental manis, banyak yang tidak memahami kandungan gula yang tinggi dalam skm, harusnya skm dikonsumsi layaknya sirup, yaitu sebagai tambahan pada makanan atau es campur.

Visualisasi iklan dan frekuensi penayangan yang tinggi menyebabkan anak-anak terpengaruh untuk mengonsumsi produk yang diiklankan. Terbukti dari banyak anak yang mengonsumsi makanan cepat saji. Padahal seperti kita tahu, makanan cepat saji tidak baik jika dikonsumsi setiap hari.


pic by indiaparenting.com

Pemerhati iklan Dr. Winny G. W. menyebutkan umumnya kreatif iklan didesain lebih berpihak pada produk, karena didalamnya ada sejumlah kepentingan yang melibatkan banyak industri periklanan, media, dan produk. Nah, inilah yang harusnya menjadi perhatian pemerintah dan orang tua untuk tidak mudah termakan bujuk rayu iklan, tapi juga harus memperhatikan kandungan nutrisi pada produk tersebut.

Dalam upaya mewujudkan visi besar bangsa, Indonesia Emas 2045, yang merujuk bahwa pada tahun 2045 bangsa Indonesia tepat berusia satu abad. Diharapkan bangsa Indonesia akan mencapai puncak kejayaan serta terbebas dari ancaman gizi buruk. Anak-anak yang saat ini berusia 0-9 tahun akan berusia 35-45 tahun, maka di tahun 2045 mereka akan berusia 35-45 tahun. Mereka inilah generasi emas yang nantinya akan menjadi pemegang pemerintahan dan roda kehidupan di Indonesia.


pic by wartakota.tribunnes.com

Untuk itu, kesehatan dan tumbuh kembang anak hari ini perlu dipersiapkan guna menghasilkan generasi yang sehat dan produktif. Dan untuk mewujudkannya diperlukan kerjasama seluruh pihak untuk peduli pada asupan pangan anak. 

  • Pemerintah seyogyanya memberi perhatian lebih pada keamanan pangan yang dikonsumsi anak melalui pengawasan yang ketat terhadap produk yang beredar dan penanyangan iklan yang sangat masif.
  • Produsen makanan juga harus bertanggung jawab dalam memberikan informasi yang tepat kepada konsumennya.
  • Orang tua harus lebih bijak dan cerdas lagi terhadap makanan yang dikonsumsi anak. Dengan begitu, anak dapat dipastikan hanya mengomsumsi sesuatu yang menyehatkan.
Jika seluruh pihak di atas menjalankan apa yang menjadi tanggung jawabnya, maka target generasi emas yang sehat, produktif dan membawa kejayaan Indonesia di tahun 2045 dapat tercapai.

No comments:

Post a Comment

Terimakasih sudah mampir. semoga bermanfaat ^_^
Jangan lupa tinggalkan komen yaaa ;D