Sunday, May 13, 2018

...

Kini Kecanggihan Teknologi Bukan Hanya Imajinasi

source: www.digitalenterpreneur.id

Pernah baca Novel NSJ 2122 The Independent?
Novel terbitan Mizan tahun 2004 karya Efi F Arifin, bercerita tentang dunia di masa depan abad 22, tepatnya tahun 2122. Teknologinya begitu modern dan canggih. Manusia bisa mengatur semua keinginannya melalui teknologi.

Malas mandi karena dingin? Tenang, ada sistem dry clean seperti laundry, jadi kita mandi tanpa perlu merasakan dinginnya air di pagi hari. Atau khawatir dengan polusi udara saat kita pergi ke suatu tempat yang tinggi polusi? Tenang, kita bisa atur sendiri udara di sekitar kita agar tetap segar dan baik untuk kesehatan. Dan masih banyak lagi.

Aku membaca novel itu ketika duduk di bangku SMA dan sampai sekarang masih terpesona dengan novelnya. Pengarangnya sungguh luar biasa menggambarkan teknologi yang tak pernah aku bayangkan sebelumnya. Tapi, kini hal itu bukan hanya imajinasi saja.

source: Ria Buchari 

Beberapa hari lalu, aku menghadiri undangan diskusi, “Menuju Indonesia 4.0”. bertempat di Paradigma Cafe, dengan menghadirkan pembicara Pak Airlangga Hartanto, Menteri Perindustrian Indonesia dan Eno Bening selaku Kreator dan Konsultan Video Online. Aku dibuat terkesima dan bangun dari imajinasi novel NSJ 2122. Bahwa kecanggihan teknologi yang digambarkan dalam novel itu, sebentar lagi akan jadi nyata, Indonesia Menuju 4.0.

Menuju Indonesia 4.0

Mungkin banyak yang belum tahu, apa sih Indonesia 4.0?
Jadi, Kementerian Perindustrian telah merancang Making Indonesia 4.0 sebagai sebuah roadmap (peta jalan) yang terintegrasi untuk mengimplementasikan sejumlah strategi dalam memasuki era Industry 4.0.

Sebenarnya, sejak tahun 2011, kita telah memasuki Industry 4.0, yang ditandai meningkatnya konektivitas, interaksi dan batas antara manusia, mesin, dan sumber daya lainnya yang semakin konvergen melalui teknologi informasi dan komunikasi. Dan di tahun 2018 ini diharapkan, industri 4.0 semakin maju lagi, agar target yang ditetapkan pemerintah ‘menjadi negara dengan ekonomi 10 besar’ dapat tercapai di tahun 2030.

Guna mencapai sasaran tersebut, langkah kolaboratif perlu dilakukan dengan melibatkan beberapa pemangku kepentingan, mulai dari institusi pemerintahan, asosiasi dan pelaku industri, hingga unsur akademisi.

source: www.sinarharapan.co 

Pak Airlangga menjelaskan, revolusi industri generasi pertama ditandai oleh penggunaan mesin uap untuk menggantikan tenaga manusia dan hewan. Kemudian, generasi kedua, melalui penerapan konsep produksi massal dan mulai dimanfaatkannya tenaga listrik. Dan, generasi ketiga, ditandai dengan penggunaan teknologi otomasi dalam kegiatan industri.

“Pada revolusi industri keempat, menjadi lompatan besar bagi sektor industri, di mana teknologi informasi dan komunikasi dimanfaatkan sepenuhnya. Tidak hanya dalam proses produksi, melainkan juga di seluruh rantai nilai industri sehingga melahirkan model bisnis yang baru dengan basis digital guna mencapai efisiensi yang tinggi dan kualitas produk yang lebih baik,” paparnya.

Untuk itu, sektor industri nasional perlu banyak pembenahan terutama dalam aspek penguasaan teknologi yang menjadi kunci penentu daya saing di era Industry 4.0. Adapun lima teknologi utama yang menopang pembangunan sistem Industry 4.0, yaitu Internet of Things, Artificial Intelligence, Human–Machine Interface, teknologi robotik dan sensor, serta teknologi 3D Printing.

Berdasarkan Global Competitiveness Report 2017, posisi daya saing Indonesia berada di peringkat ke-36 dari 100 negara. “Walaupun telah naik sebesar 5 peringkat dibandingkan tahun sebelumnya, tetapi perlu terus dilakukan perubahan secara sistematis dan strategi yang jelas untuk berkompetisi,” ujar Airlangga.

Jadi, langkah dasar yang sudah diawali oleh Indonesia dalam mewujukan industri 4.0 adalah meningkatkan kompetensi sumber daya manusia melalui program link and match antara pendidikan dengan industri. Upaya ini dilaksanakan secara sinergi antara Kemenperin dengan kementerian dan lembaga terkait seperti Bappenas, Kementerian BUMN, Kementerian Ketenagakerjaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, serta Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi.

source: www.infopublik.id

Millenial Wajib Melek Digital

Di kesempatan yang sama Eno Bening, mengawali diskusinya dengan sebuah pertanyaan, “siapa di sini, yang minggu pagi pasti langsung nonton tivi?”, tidak ada undangan hadir yang tunjuk tangan. Itu membuktikan, televisi bukan lagi menjadi tontonan prioritas millenial.

Banyak dari kita, yang lebih suka menonton Youtube dibandingkan televisi. Selain bisa ditonton kapan saja dan di mana saja, kita juga bebas menonton acara apa saja dari chanel mana saja yang kita suka.

Perkembangan digital tentunya menuntut millenial untuk lebih kreatif dan inovatif untuk bisa sukses dan mampu bersaing dengan yang lain. Eno, bercerita, dulu sebelum ada alarm, ada pekerjaan yang namanya alarm man. Pekerjaan mereka adalah membangunkan orang di pagi hari. Tapi sekarang pekerjaan itu sudah tidak ada lagi.

Bukan salah pemerintah yang tidak melestarikan mereka, tapi memang zaman terus berubah. Kalau kita tidak mau berubah dan mengikuti perkembangan zaman, maka bukan tidak mungkin nasib kita akan sama dengan Alarm man zaman dahulu.

3 Kunci Utama agar Millenial Sukses Menuju Indonesia 4.0

Wefie Pak Airlangga 

Pak Airlangga memberikan 3 kunci utama yang harus dikuasai millenial agar bisa sukses di era mendatang dalam rangka menyambut Indonesia 4.0, yaitu:
  1. Kuasai bahasa Inggris dan bahasa asing lainnya
  2. Kuasai statistika, bagaimana cara membaca data
  3. Kuasai coding, bagaimana cara membuat suatu program


3 kunci itu, dirasa cukup untuk membantu millenial sukses menyambut era industri baru di Indonesia. Nah, gimana dears, sudah siapkah kamu menuju Indonesia 4.0? sejauh mana sih kamu mempersiapkan diri untuk masa depan? Share di kolom komen ya ^_^



No comments:

Post a Comment

Terimakasih sudah mampir. semoga bermanfaat ^_^
Jangan lupa tinggalkan komen yaaa ;D