Saturday, June 2, 2018

...

Rokok dan Terganggunya Kejiwaan

source: manado.tribunnews.com

“Rokok sama addict dan bahayanya dengan narkoba”, ucap dr. Adhi Wibowo Nurhidayat di acara Rokok dan Puasa: Murahnya Harga Rokok yang diselenggarakan oleh Komnas Pengendalian Tembakau beberapa waktu lalu. Aku yang mendengarnya kaget sekaligus takut. Aku bener-bener nggak nyangka kalau ternyata rokok punya peranan yang sama jahatnya dengan narkoba.

Rokok is gateway to another drugs

dr. Adhi Wibowo Nurhidayat
Mendengar pemaparan dr. Adhi aku jadi makin sadar, pantes ya, ada salah seorang sastrawan yang menyebut Rokok sebagai Tuhan 5 cm. Banyak orang-orang yang sudah menuhankan rokok saat ini.



Rokok dan Terganggunya Kejiwaan

Kenapa rokok sama jahatnya dengan narkoba? Karena nikotin addiction yang dihasilkan dari rokok memiliki sifat kronis, menahun, dan membuat otak ketergantungan. Dan jika kita membahas tentang nikotin addiction maka kita juga harus lihat seluruh zat yang terkandung dalam rokok. Jika ditotal kurang lebih ada 2000 zat berbahaya yang terkandung dalam rokok.

source: okkypukulrata.blogspot.com

Menurut dr. Adhi nikotin memiliki derajat ketergantungan nomor 3 dari narkoba, hanya kalah dari heroin/putaw dan kokain. Bisa dibilang nikotin jauh lebih jahat/lebih addict dari alkohol dan shabu. Jadi sebenarnya, rokok itu ya narkoba. Kadang kita menyepelekannya dengan menyebut “hanya rokok”.

Rokok is a part of legal narkoba

Masih nggak percaya rokok itu narkoba yang legal? nih aku jabarin ya.
Pada dasarnya rokok itu bersifat simultan dan regulator mood. Dengan mengonsumsi rokok, mood kita bisa berubah dan kognitif kita bisa lebih baik bekerja.
Ada beberapa manfaat yang dirasakan perokok, yaitu:
• Meningkatkan atensi
• Euforia, membuat orang menjadi happy
• Fatik, bikin seger, tidak capek
• Mengurangi kecemasan
• Analgesik, nyeri hilang
• Memperbaiki kognitif

Tapi, yang perlu kita garis bawahi adalah apa jadinya kalau konsumsi rokok dihentikan, yaitu kebalikan dari manfaatnya:
• Sakaw
• Menimbulkan rasa cemas
• Lemas
• Mudah marah
• Depresi
• Menurukan kinerja kogninitif

Fakta lainnya adalah 70% dari penderita skizofrenia adalah perokok. Banyak penelitian yang dilakukan menyimpulkan orang yang merokok itu kemungkinan besar terganggu jiwanya atau kecanduan narkoba jenis lain.

Bisa dibilang prevalensinya 59% dari perokok itu depresi. Orang yang depresi cenderung melarikan dirinya pada rokok. Masih nggak percaya? Coba baca British Journal tentang rokok deh.

Rokok Putih, Kretek dan Elektrik, Mana yang lebih buruk?


source: cantik.tempo.co

Saat ditanya salah seorang undangan yang hadir mana yang lebih buruk antara rokok putih, kretek dan elektrik, dr. Adhi menjawab semua rokok sama buruknya. Karena semuanya bersifat karsinogenik, menyebabkan ketagihan dan merusak kesehatan.

Bahkan menurut informasi terkini dari BNN, cairan vaping yang ada pada rokok elektrik kini diganti dengan narkoba cair. Dan itu yang jadi perhatian pemerintah saat ini.

Indonesia adalah Surga Bagi para Perokok

Mau rokok jenis apa? Semua ada di Indonesia. Bahkan dijual dengan harga yang murah dan terjangkau. Bukan cuma itu saja, amazingnya lagi di Indonesia rokok bisa dibeli ketengan alias satuan. Sehingga orang-orang miskin dan anak sekolah dapat membelinya dengan mudah. Tidak perlu menunjukkan KTP atau identitas, semua orang dari usia berapa pun bisa membeli rokok. Sedih dan miris.

Dukung Rokok Harus Mahal di Indonesia

Rokok, banyak orang yang menganggapnya si Tuhan 5 senti. Karena tak peduli betapa bahaya kandungannya tetap dibeli. Tak peduli berapa banyak biaya yang akan dihabiskan sia-sia tetap orang mengonsumsi.

Inilah fakta dan realita yang saat ini kita hadapi. Menurut data yang dihimpun WHO dalam Global Youth Tobbaco Survei 2014, Indonesia adalah negara dengan jumlah perokok remaja tertinggi di dunia. 20% dari total seluruh pelajar SMP di Indonesia berusia 13-15 tahun sudah pernah merokok.

Bukan hanya itu saja, jumlah kematian akibat konsumsi tembakau menjadi 240.618 orang per tahun atau 13,9% kematian. Dan yang lebih mengkhawatirkan lagi, jumlah perokok pasif di Indonesia mencapai 96 juta jiwa yaitu 54% wanita dan 56% balita usia 0-4 tahun.

Penyebabnya tidak lain dan tidak bukan adalah harga rokok yang masih terbilang murah di Indonesia. Menurut temuan WHO, Indonesia menjadi negara dengan harga rokok termurah di dunia. 

Di Indonesia terdapat rokok dengan harga Rp. 5000/Bungkus, berarti jika per bungkusnya minimal Rp.10.000, harga sebatangnya hanya Rp.500. Jika di rata-rata seluruh merk rokok, per batangnya hanya sekitar Rp. 1000, dan menjadikan Indonesia sebagai negara dengan rokok murah per batangnya bahkan di ASEAN.

Harga tersebut terhitung sangat terjangkau dari pendapatan per kapita masyarakatnya Indonesia. Jika dihitung pendapatan per kapita seluruh orang Indonesia lalu dihitung harga rata-rata rokok, ternyata kita termasuk yang paling terjangkau setelah Singapura dan Brunei.


Jadi di Indonesia, sudah harganya paling murah, selain itu bisa dibeli ketengan/batangan pula. Itu yang membuat masyarakat kelas bawah sampai remaja semakin mudah mendapatkan rokok.

Bandingkan saja dengan negara tetangga, di Australia misalnya, harga rokok bisa sampai Rp. 300.000/bungkus. Dalam beberapa waktu terakhir, semua negara menaikkan harga rokok secara signifikan, terutama Thailand. Tahun 2014, rokok di Thailand masih >15$/bungkus, sekarang sudah hampir 20$/bungkus. Setelah kenaikan tersebut, mereka mencatat bahwa jumlah perokok menurun. Jadi, bisa dibilang kenaikan harga rokok membawa pengaruh yang efektif.


bersama Blogger Crony Community

Masalah rokok adalah masalah krusial yang menyangkut kesehatan masyarakat Indonesia. karena itu penting bagi kita untuk membantu pemerintah mewujudkan segala upaya untuk membatasi atau menurunkan angka konsumsi rokok. Kalau kamu setuju denganku, let’s join with me! Kita Dukung Rokok Harus Mahal.

No comments:

Post a Comment

Terimakasih sudah mampir. semoga bermanfaat ^_^
Jangan lupa tinggalkan komen yaaa ;D