Thursday, February 22, 2018

...

Menulis dengan Cinta Setelah Kapok ke India



“Demi Allah, aku nggak akan mau ke India lagi!”, sumpahku di gerbang India Gate, Maret 2011.

India adalah negara yang paling tidak menyenangkan yang pernah aku kunjungi. Kesemrawutan, banyaknya pengemis dan kemiskinan, itulah realita sesungguhnya dari negeri sang Superstar Shah Rukh Khan. Sungguh jauh dengan yang digambarkan di film-film Bollywood yang penuh dengan bunga-bunga cinta dan romansa.

Bukan hanya itu saja, berbagai kendala kerap aku temui saat menyelesaikan pekerjaanku di sana. Belum lagi masalah pribadi dan kisah cinta menyedihkanku yang erat kaitannya dengan India. “Pokoknya sumpah ini adalah kali terakhir aku ke India”.
                     
*****

Itu adalah sepenggal kisah nyata, namun bukan pengalamanku, melainkan pengalaman penulis favoritku, Dini Fitria yang bercerita tentang kisah dibalik pembuatan buku Islah Cinta. Dari buku itu, aku semakin mengenal tentang feature stories. Dan aku seperti menemukan semangat baru dalam menulis.

Berbicara tentang menulis, memang ini adalah pekerjaan yang kompleks, menjalankannya butuh perpaduan rasa, mood, dan vitalitas yang prima. Dan akhir-akhir ini, aku merasa jenuh dalam menulis. 

Padahal dulu, setiap menulis aku seolah menemukan diriku yang baru, terlepas dari baik atau buruknya kualitas tulisanku, yang penting aku merasa bersemangat dan bahagia. Tapi tidak dengan sekarang. Makanya begitu Indonesian Social Blogpreneur ngadain Workshop ”Menulis dengan Cinta bersama Dini Fitria”, aku semangat banget buat ikutan. Berharap bisa menemukan semangat menulisku yang dulu.

Ternyata memang benar, menulis itu butuh cinta. Tanpa cinta, tulisan kita akan hambar dan nggak akan sampai ke hati pembaca. Dan ngomongin soal cinta, percaya nggak kalau cinta itu bisa tumbuh di tempat yang nggak kita sukai?

pic by Shafira

Sekarang aku percaya, seperti pengalaman Mba Dini Fitria yang bersumpah nggak akan kembali lagi ke India, nyatanya beberapa tahun berikutnya, ia kembali lagi ke sana dan akhirnya jatuh cinta dengan India, sehingga lahirlah buku Islah cinta.

Bukan hanya bagaimana caranya menulis dengan cinta, Mba Dini juga ngajarin peserta yang hadir apa itu feature stories, dan bagaimana cara mengemasnya menjadi tulisan yang menarik. Dan menurutku, nulis blog itu ya nggak jauh beda dengan feature stories. Intinya sama-sama butuh cinta, hehehe.

A feature is a story about facts not about fictions. Feature is all about emotions, feature is taste.

Feature adalah tulisan yang ditulis dengan gaya bertutur dan deskriptif yang dibuat sedemikian rupa sehingga susunan kata dan kalimatnya mampu menggambarkan atau melukiskan suatu profil atau peristiwa tertentu. Jadi, intinya, feature itu bukan “cerita” mengenai fiksi tapi cerita tentang fakta.

Dan ini yang aku bilang nggak jauh beda dengan ngeblog. Bahwa apapun yang ditulis di dalam blog, ya based on true experience. Sekalipun itu paid review.

Menurut Mba Dini, ciri-ciri feature itu banyak, di antaranya:
1. Bertutur, buat pembaca seolah terlibat langsung dalam cerita kita. Caranya dengan menulis sebagai mana kita berbicara atau bercerita. Jangan lupa gunakan sudut pandang orang pertama tunggal, seperti saya atau aku. 

2. Deskriptif, menggambarkan suatu profil atau peristiwa secara gamblang. Caranya dengan, show not tell. Gambarkan sesuatu yang bisa dirasa oleh indera pembaca dengan begitu, tulisan kita akan terasa hidup.

3. Informatif, tidak ada satupun pembaca yang mau membuang-buang waktunya membaca suatu tulisan tanpa mendapatkan informasi apapun di dalamnya. Jangan lupa untuk masukan informasi penting, yang tentunya bermanfaat untuk pembaca.

4. Gaya penulisan indah memikat, naratif, prosais, imajinatif. Tulisan yang indah memikat tentunya akan membekas di hati pembaca. Caranya pilih diksi yang variatif agar tidak terkesan monoton atau diulang-ulang. No Typo, jangan lupa cek kembali tulisan, mana tau masih ada typo. 

5. No need exactly 5W + 1H, feature berbeda dengan hardnews. Tidak melulu butuh 5W + 1H, kemas saja dengan menarik dan informatif. Maka pembaca tetap akan mendapatkan keseluruhan informasi secara utuh dan tetap membekas di hati.

6. Human interest, kaitkan dengan sesuatu yang mengundang daya tarik pembaca. Misalnya ketika menulis tentang KPK atau korupsi, bangkitkan ketertarikan pembaca dengan mengulas, betapa tidak enaknya jika sesuatu yang menjadi milik kita dirampas orang lain. 


Lebih lanjut, mba Dini menjelaskan beberapa jenis feature. Dan kita nggak dituntut untuk menguasai semuanya. Cukup mulai dengan sesuatu yang kita sukai.

Karena menulis dengan cinta ya dimulai dari menulis hal-hal yang dekat dengan kita dan kita sukai. Kalau kita nggak suka bagaimana mau menulis dengan cinta, ya kan?

Nah, step berikutnya adalah bagaimana menulis feature.

Mba dini, memberikan step by step yang bisa kita lakukan dalam menulis feature:
  1. Tentukan goal yang jelas
  2. Tulis sesuatu yang relevan/prestisius/ dekat dengan keseharian
  3. Buat pembaca penasaran
  4. Tulis sesuatu dengan penuh penghayatan, 
  5. Menulis dengan teknik yang benar.


Pulang dari workshop, aku buka lagi tulisan-tulisan lamaku. Rasa-rasanya dulu, aku sering sekali menulis pengalamanku, at least itu bisa dibilang feature lah ya. Karena sudah dapet banyak ilmu dari mba Dini, tulisan itu aku revisi dan edit sana sini. Dan bisa dibaca di sini ya, Socialtrip to Yogyakarta 

By the way, di workshop bersama ISB kemarin, aku nggak cuma kenalan sama mba Dini Fitria lho. Tapi juga kenalan dengan team C2Live, Shafira, Zoya Cosmetics dan Kulina.id. Aku juga punya informasi menarik terkait dengan itu, yang mana tahu bisa jadi rekomendasi buat kamu, dear.

C2Live, Sahabat Baru Blogger

C2Live adalah sebuah jaringan media yang mengumpulkan dan mendukung blogger, penulis, serta pembuat konten di Indonesia dalam membagikan cerita-cerita mereka yang mengagumkan. 

dok by @helenamantra

Singkatnya adalah, C2live adalah platform yang tersedia untuk kita yang mau berbagi dan menemukan ide menarik, dengan sudut padang original dan pengetahuan mendalam tentang berbagai hal di negeri ini.

Ada 3 point utama yang bisa kita manfaatkan jika ingin bekerjasama dengan C2Live:

1. Agregator
Sebuah portal user-generated-content yang menyajikan karya kamu pada seluruh dunia

2. Kontes
Sebuah platform untuk menyelenggarakan kontes blogging secara efisien

3. Meetup
Sebuah kegiatan edukasi offline untuk komunitas blogger di Indonesia.

Keuntungan bekerjasama dengan C2Live itu lumayan banyak lho dear, di antaranya:

  • Artikel kita akan mendapatkan visibilitas lebih serta back link
  • Kita dapat mengadakan lomba blogging secara efektif dan efisien secara gratis
  • C2Live bisa membantu kita menyediakan berbagai dukungan seperti tempat acara dan makanan jika ingin mengadakan meetup
  • C2Live terbuka untuk berbagai ide kerja sama menarik lainnya, caranya cukup hubungi tim C2Live saja ^_^


Shafira, Brand Muslim Excutive Pertama di Indonesia


Sebenernya aku sudah cukup sering denger brand Shafira, tapi jujur aja belom pernah punya produknya. Dan aku percaya ada kualitas ya ada harga. Harga produk Shafira memang sedikit lebih mahal tapi amat sebanding dengan kualitas produknya.

Ada satu produk yang aku kepingin banget punya, yaitu scarf dengan inisial nama sendiri. Harganya kisaran 500K. Dan menurutku itu worth it, karena inisialnya dirangkai dengan swarovski asli lho.

Zoya Cosmetics dengan Lip Paint Terbarunya.


Bukan cuma bawa pulang ilmu, aku juga dapet oleh oleh. Lip paint terbaru dari Zoya Cosmetics. Denger-denger itu limited edition lho. Warnanya kece, ringan dan tahan lama. kayanya terlalu panjang kalau aku tulis di sini. Reviewnya menyusul di artikel berikutnya yaa ^_^

Makan Siang Hemat dan Sehat dengan Kulina.id

Dari dulu aku berharap banget adanya layanan catering online, yang bisa jadi solusi mamak-mamak sibuk atau pekerja kantoran yang bingung akan makan siang. Belum lagi kalau musim hujan, kan repot kalau harus keluar cari makan siang.

Dan katrok banget nggak sih, aku baru kenal sama kulina.id. layanan catering online yang menarakan makan siang sehat dengan harga terjangkau dan free ongkir se-Jakarta.

dok by ISB

Kulina.id menjadi sponsor makan siang kami kemarin, ayam betutu dan plecing kangkungnya enak, ternyata seporsinya cukup banyak. Aku sendiri sampe nggak habis, padahal harganya standar lho, cuma 25K. Bisa dibilang, harga kaki lima kualitas bintang lima.

dok by ISB

Dan kesimpulannya adalah.....
Walaupun sudah terjun menjadi blogger dan hampir setiap hari berkutat dengan tulisan. Bukan berarti kemampuan menulisku sudah mumpuni. Yang namanya belajar adalah keharusan. Aku percaya di atas langit masih ada langit. 

Artinya kita nggak boleh cepat puas dengan apa yang kita raih saat ini. Dan belajar adalah jalan terbaik untuk terus mengasah potensi diri. Tul nggak dear? Btw kamu ada pengalaman seputar menulis feature atau kisah yang mau kamu bagi nggak? Share di kolom komen dong ^_^



No comments:

Post a Comment

Terimakasih sudah mampir. semoga bermanfaat ^_^
Jangan lupa tinggalkan komen yaaa ;D