Tuesday, July 24, 2018

...

Dukung Bersama Renang Artistik di Perhelatan Asian Games 2018


“Mah, kok atletnya nggak berenang-berenang ke ujung sih? aku kan mau tahu siapa yang paling cepat”, tanyaku pada Mama.

Dengan lugas mama menjawab, “Itu bukan adu paling cepat sayang, tapi siapa yang paling indah gerakannya.”

Percakapan itulah yang menjadi awal mula aku mengenal olahraga renang artistik yang dahulu dikenal dengan renang indah. Lambat laun perkenalan itu berubah pada ketertarikan. Setiap kali berenang, aku bukannya belajar gaya dada, gaya punggung, ataupun gaya katak. Tapi ya, hanya loncat dan menari-nari saja di dalam kolam. Walau nggak karuan gerakannya, tapi aku senang. Rasanya selalu terbayang betapa indah gerakan atlet di televisi kala itu.

Sayangnya, ketertarikan itu kian lama kian pupus. Keterbatasan pengetahuan, sarana dan fasilitas orang tua merupakan alasannya. Namun beberapa waktu lalu, keinginan dan ketertarikan itu tiba-tiba muncul kembali, ketika aku mendapat kesempatan dari Viva.co.id 1newstainment untuk menyaksikan coaching clinic renang yang bertajuk “FINA Artistic Swimming for Coaches – Jakarta”.

Bertemu dan melihat langsung bagaimana Jennifer Gray, MBE dari Britania Raya melatih calon atlet-atlet muda renang artistik Indonesia, merupakan kesempatan emas buatku. Sama sekali tidak pernah terbayangkan sebelumnya, aku bisa bertemu dengan seorang MBE. For your information, MBE adalah Member of The Most Excellent Order of the British Empire.

Bukan hanya sekedar bertemu, aku juga sharing beberapa hal terkait renang artistik dengan Jennifer. Menurut beliau, Indonesia punya potensi yang luar biasa besar dalam olahraga renang artistik ini. Saat kutanya apa alasannya, jawabannya sungguh tidak pernah terpikirkan sebelumnya olehku.

“Renang Artistik itu bertolak dari seni olah tubuh, seperti menari, balet, dan sebagainya. Melihat Indonesia memiliki beragam kebudayaan tari daerah, bisa dibilang merupakan potensi yang sangat besar terhadap olahraga renang artistik ini.”

Jennifer juga mengarahkan, bahwa usia terbaik belajar renang artistik adalah dimulai dari 10 tahun, di mana badan masih lentur dan mudah dibentuk. Sedangkan batas maksimalnya kurang lebih di usia 20 tahun. Berkaca dari itu, rasanya sudah sangat terlambat bagiku untuk belajar renang artistik. Hiks.


Tapi, aku tidak bersedih, ketertarikanku pada renang artistik dapat aku ekspresikan dengan cara lain, yaitu mendukung penuh PB PRSI dalam mencetak atlet-atlet andal renang artistik, dan menyebarkan informasi baiknya pada masyarakat. Hal ini tentu bertujuan agar olahraga renang artistik semakin dikenal masyarakat.

Di acara coaching clinic tersebut aku merasakan, bagaimana Pengurus Besar Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PB PRSI) berusaha keras mencetak atlet-atlet renang profesional. Salah satu caranya, dengan menyelenggarakan pelatihan kepada seluruh pelatih renang di Indonesia yang berlangsung dari tanggal 14 - 18 Juli.

Pelatihan ini diikuti oleh seluruh pelatih, wasit, juri, mantan atlet hingga insan pecinta olahraga renang indah. Dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas pelatih renang di berbagai provinsi.

Coaching clinic ini juga ternyata mendapat support penuh dari FINA atau Federasi Renang Seluruh Dunia, yang membantu pelatihan ini dengan mengirimkan pelatih kaliber dunia sebagai nara sumber seperti Jennifer Gray.


Dalam mengajar, Jennifer menggunakan berbagai metode baik di dalam kelas maupun langsung praktik di kolam renang. Setiap pagi, para peserta akan mendapatkan teori di dalam kelas dan sore harinya akan langsung mempraktikkannya dalam kolam latihan.

Kagum dengan Fasilitas dan Desain Stadion Akuatik GBK


Satu hal lagi yang tidak kalah spesial di hari itu adalah untuk pertama kalinya aku masuk ke dalam Stadion Akuatik GBK. Gimana nggak kagum coba, menurut informasi yang aku baca, Stadion Akuatik GBK disebut sebagai salah satu yang terbaik di dunia.


Ada 4 kolam dengan ukuran berbeda, yaitu:
• Renang (51,20 m x 25 m x 3 m)
• Polo Air (50 m x 25 m x 3 m)
• Loncat Indah (21 m x 25 m x 5 m)
• Pemanasan (20 m x 50 m x 1,4 – 2 m)


Bukan hanya itu saja, stadion akuatik ini juga dilengkapi dengan 8.000 kursi penonton, plus tribun teleskopik, ruang pers, dan broadcasting. Melihatnya, aku jadi membayangkan semoga aku bisa menyaksikan secara langsung pertandingan renang artistik di Asian Games 2018 ini.

Berkeliling Stadion Akuatik GBK membuat aku heran, karena sebagian kolamnya ada yang tertutup, dan sebagian lain dibiarkan terbuka. Ternyata, hal itu bertujuan untuk mencegah terjadinya karat akibat penguapan klorin dalam kolam renang, sekaligus mengontrol suhu air dan juga menambah kesan artistik stadion.


Kolam Renang GBK juga sudah mendapat sertifikat dari Federasi Renang Internasional (FINA) di Cina. Keunggulan akuatik GBK yaitu memiliki sistem sky pool atau kolam renang dengan dinding panel baja, sehingga beban tampung kolam lebih kuat dan ukurannya lebih presisi dibanding beton. Rasanya, Indonesia sudah siap betul menjadi tuan rumah Asian Games kali ini.

Renang Artistik Menuju Asian Games 2018

Kurang lebih 1 bulan lagi perhelatan olahraga akbar Asian Games akan digelar. Sejumlah latihan dan persiapan telah dilakukan oleh PB PRSI dan atlet-atlet yang akan bertanding. Saat ini telah terpilih 8 atlet yang akan bertanding dalam Asian Games 2018 yang tentunya telah melalui proses seleksi dengan usia berkisar antara 14 – 24 tahun. Kedelapan atlet tersebut berasal dari berbagai daerah, seperti: Sulawesi Selatan (3 orang), DKI Jakarta (2 orang), Jatim (1 orang), Jabar (2 orang).

Di akhir acara, Ketua Bidang Promosi dan Humas PB PRSI, Zoraya Perucha mengharapkan masyarakat mendukung renang artistik di perhelatan Asian Games 2018, sekaligus menjadi ajang perkenalan lebih jauh tentang olahraga ini. Karena masih banyak masyarakat yang belum mengetahui apa itu olahraga renang artistik, yang mereka tahu masih sebatas renang dan polo air saja.


Kini, aku makin sadar, betapa olahraga renang artistik menyimpan sesuatu yang unik, bisa dibilang olahraga ini seperti menari balet di dalam air. Di mana sang atlet dituntut untuk tidak hanya memiliki body alligment yang benar saja, tetapi juga harus cakap mengatur sistem pernapasan dan gerakan memutar yang sempurna.

Ah, rasanya kita semua Wajib Dukung Bersama Asian Games 2018. Maju terus Renang Artistik Indonesia!!!

1 comment:

  1. Untuk yang soft beauty, aroma fruity dari paduan manisnya Cherry & Raspberry, juga wangi Marshmallow & Gardenia yang lembut itu memang berasa banget.

    ReplyDelete

Terimakasih sudah mampir. semoga bermanfaat ^_^
Jangan lupa tinggalkan komen yaaa ;D