Acara Piala Adhi Praya jadi sorotan di peringatan 1 tahun pemerintahan Prabowo–Gibran. Apa makna di baliknya? Siapa saja menteri yang mendapat penghargaan, dan bagaimana refleksi tahun pertama kabinet ini?
Rasanya waktu kaya berlari deh. Perasaan baru kemarin kita menyaksikan pelantikan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, ehh ternyata sudah setahun mereka memimpin Indonesia.
Dan seperti “ulang tahun” pada umumnya, satu tahun pemerintahan ini juga dirayakan, tapi bukan dengan kue dan lilin, melainkan dengan penghargaan dan refleksi lewat acara Piala Adhi Praya.
Detailnya baca tulisanku sampai selesai ya!
Setahun Prabowo–Gibran: Apresiasi dan Arah Baru Pemerintahan
Jadi, kemarin aku berkesempatan hadir ke acara Satu Tahun Prabowo Gibran. Acara ini diselenggarakan oleh Garuda TV di Auditorium Universitas Tarumanegara, Jakarta. Menurutku, acara ini tuh bukan cuma ajang seremonial aja. Di balik panggung megah dan tepuk tangan penonton, tersimpan satu pertanyaan besar: sejauh mana langkah kabinet ini berjalan menuju janji-janji awalnya?
Yup, untuk menjawab pertanyaan itu, kita harus tahu dulu nih apa sih tujuan dan makna di balik Piala Adhi Praya yang jadi highlight dalam acara ini? Nah, menurut data yang aku rangkum, tujuan utama Piala Adhi Praya adalah memberikan apresiasi kepada kementerian dan lembaga yang dinilai berperan aktif dalam satu tahun pertama pemerintahan Prabowo–Gibran. Jadi jelas ya, menteri yang dinilai berprestasi dan memiliki kinerja yang baik tentunya akan mendapat apresiasi dari pemerintah.
Namun, di luar penghargaan itu, acara ini juga terasa seperti ruang refleksi publik, ajang untuk menilai capaian, mengenali tantangan, dan melihat arah kebijakan pemerintah ke depan. Tentunya, hal ini sesuai dengan Visi “Asta Cita” dan semangat menuju “Indonesia Emas” yang kembali digaungkan malam itu. Tapi bukan sekadar jargon, karena beberapa menteri yang hadir justru membawa cerita dan insight yang cukup membumi.
Apresiasi dan Kinerja: Potret Menteri di Balik Piala Adhi Praya
Kebetulan aku hadir di sesi malam, tentunya yang aku saksikan berbeda dengan acara yang digelar di pagi harinya. Yah, walau masih dalam satu susunan acara sih. Namun, aku menyaksikan ada beberapa menteri yang mendapat penghargaan Piala Adi Praya, yaitu:
- Airlangga Airlangga Hartarto, sebagai Menko Perekonomian, yang sampai saat ini masih terus berjibaku menjaga stabilitas ekonomi di tengah ancaman global. Dalam paparannya beliau menjelaskan dalam satu tahun terakhir ini, pemerintah telah membuka cukup banyak lapangan pekerjaan, selain itu peningkatan ekonomi kita pun mendapat kategori terbaik di antara negara G20 lainnya.
- Ni Luh Puspa, Wakil Menteri Pariwisata, mengungkapkan bahwa dalam 1 tahun kepemimpinan Prabowo– Gibran, jumlah wisatawan meningkat 14,5 juta kunjungan. Sementara untuk wisatawa nusantara meningkat hingga 1,15 juta kunjungan.
- Abdul Mu’ti, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, sering menekankan pentingnya pemerataan pendidikan dan pendekatan yang lebih humanis. Beliau juga menekankan pentingnya keterampilan coding dan AI untuk dikuasai generasi muda Indonesia.
- Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, memaparkan bahwa satu tahun pemerintahan Presiden Prabowo Subianto telah menunjukkan kemajuan signifikan dalam memperkuat kolaborasi antar-kementerian guna mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Tahun pertama kepemimpinan Presiden Prabowo menjadi momen penting dalam mengawal implementasi program Asta Cita, yang berfokus pada pemerataan pembangunan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat di seluruh wilayah Indonesia.
- dan terakhir ada Cak Imin (Muhaimin Iskandar), lewat perannya di bidang ketenagakerjaan dan ekonomi rakyat, terus berusaha membangun fondasi kesejahteraan dari akar rumput.
Catatan dari 1 Tahun Pemerintahan Prabowo–Gibran
Kalau dipikir-pikir, satu tahun bukan waktu yang panjang, tapi cukup buat membaca arah. Pemerintahan Prabowo–Gibran terlihat masih dalam fase penyesuaian dan eksperimen, mencoba berbagai pendekatan untuk menyeimbangkan janji politik, ekonomi, dan realita birokrasi.
Yah, memang belum semuanya sempurna, tapi arah kebijakan mulai tampak: lebih pragmatis, tapi juga ingin meninggalkan jejak keberlanjutan.
Sebagai masyarakat, aku pribadi mendukung penuh semua kebijakan yang membawa kesejahteraan untuk masyarakat Indonesia. Tentunya dengan harapan, pemerintah terus meningkatkan kinerja dan memperbaiki kekurangan lewat aspirasi yang disampaikan masyarakat.
Bagi sebagian orang, penghargaan seperti Piala Adhi Praya mungkin terasa simbolik. Namun di sisi lain, apresiasi semacam ini bisa jadi cermin kecil dari upaya pemerintah membangun komunikasi dengan publik, sekaligus mengukur seberapa konsisten mereka pada visi awal.
Kita, sebagai masyarakat, punya peran penting juga: bukan hanya menonton, tapi mengawasi dan mengingatkan. Karena yang kita butuhkan bukan sekadar piala, tapi hasil kerja yang nyata, harga bahan pokok yang stabil, layanan publik yang cepat, pendidikan yang merata.
Penutup: Setahun Baru Awal
Satu tahun Prabowo–Gibran bukan akhir dari perjalanan, melainkan bab pembuka dari visi besar yang mereka bawa. Masih ada banyak ruang untuk perbaikan, banyak kritik yang perlu didengar, dan banyak ide baru yang harus dicoba.
Dan mungkin, justru di situlah keindahan demokrasi kita: di antara tepuk tangan dan ekspektasi, kita semua sedang belajar, bagaimana mengelola harapan, menjaga akuntabilitas, dan tetap optimis bahwa Indonesia bisa tumbuh lebih matang, bukan cuma lebih besar.
No comments:
Post a Comment
Terimakasih sudah mampir. semoga bermanfaat ^_^
Jangan lupa tinggalkan komen yaaa ;D