“Kamu kan Dosen, harusnya bisa dong ngajarin anak, ngapain lagi anaknya ikut bimbel?”
Sering banget nih, aku dapet pertanyaan yang cenderung judging seperti ini. Dan rasanya lumayan kesel sih dengernya. Memangnya, kalau orang tua berprofesi sebagai dosen atau guru, lantas anaknya sudah tidak butuh bimbel gitu? Justru, karena profesiku sebagai dosen, aku tahu betul jika anakku membutuhkan media atau fasilitas tambahan untuk belajar.
Ya, contohnya anak keduaku Raisha. Entah kenapa semenjak pembelajaran jarak jauh ini nilainya terus merosot. Jika sebelumnya ia biasa mendapat peringkat empat besar di kelas, sekarang tidak lagi. Entahlah peringkat berapa, karena biasanya yang diberitahu Guru hanya peringkat lima besar saja.