Kemajuan suatu negara bisa dilihat dari seberapa concern pemerintahnya dalam mengatasi masalah pangan. Betul nggak?
Menurut saya, masalah pangan, bukan hanya sekedar pemenuhan makanan. Tapi juga pemenuhan gizi seluruh lapisan masyarakat, dari ujung timur sampai barat, dari ujung utara sampai selatan. Artinya bukan hanya orang-orang kaya saja yang gizinya terpenuhi, atau bukan hanya orang-orang di perkotaan saja yang bisa menikmati kesejahteraan pangan. Karena sejatinya, masalah pangan memang menjadi kewajiban pemerintah dan hak seluruh masyarakat.
Makanya, pas diundang Blogger Cihuy ke acara press conference yang digelar Kemenkes di Gedung Adhyatma, saya excited bukan main. Masalah pangan menurut saya bukanlah masalah main-main. Ia menjadi cikal bakal kemajuan negeri juga. Di acara tersebut saya jadi belajar banyak masalah pangan, dari mulai acara Asia Pasific Food Forum 2017 (APFF) yang dihelat pemerintah, sampai manfaat tersembunyi dari tanaman liar khas Indonesia.
Jadi, Pemerintah Indonesia dan EAT akan berkolaborasi menyelenggarakan APFF 2017 yang dilaksanakan di Jakarta, tanggal 30-31 Oktober. Forum ini menjadi forum yang pertama diadakan di kawasan Asia Pasifik dalam periode 10 tahun Aksi PBB untuk Nutrisi (2016-2025).
Mungkin banyak di antara kita yang belum tahu apa itu APFF. Nah, APFF atau Asia Pasific Food Forum itu adalah forum internasional yang mempertemukan semua stakeholder di bidang kesehatan, lingkungan hidup, dan sistem pangan seperti pemerintah, akademisi/ilmuwan, NGO, politisi, pelaku bisnis, yang berasal dari berbagai negara.
Manfaat diadakan APFF ini luar biasa lho dears, selain menawarkan optimisme masa depan yang lebih baik bagi bumi kita tercinta ini, lewat riset-riset terbaru kita akan mendapat masukan dari praktisi-praktisi terbaik mengenai tren-tren baru. Pembuat kebijakan dari masing-masing negara akan berbagi pengalaman mereka. Begitu juga update praktek indutri terbaru sehingga akan terbuka peluang untuk membangun sinergi. Jadi, posisi Indonesia adalah memfasilitasi pertukaran gagasan tersebut dears.
Sebenarnya, sudah jadi rahasia umum kalau Indonesia punya catatan buruk atau bisa dikatakan raport merah dalam beberapa penyelesaian masalah kesehatan, sistem pangan, dan lingkungan hidup. Satu hal yang menurut saya luar biasa adalah keberanian Indonesia mengajukan diri sebagai tuan rumah dan fasilitator acara ini. Hal itu patut diapresiasi, karena menunjukkan pemerintah dengan tangan terbuka, serius dalam mencari solusi dan mengatasi masalah ini.
Beberapa tokoh yang berperan dalam APFF hadir mengisi acara kemarin, di antaranya;
• Diah Satyani Saminarsih, M. Sc,- SKM Bidang Peningkatan Kemitraan dan SDGs Kemenkes
• Acep Somantri SIP, MBA, Kepala Biro Kerjasama Luar Negeri, Kemenkes
• Dr. Akmal Taher- SKM Bidang Peningkatan Pelayanan Kemenkes
• Helianti Hilman, Fouder CEO Javara
Salah satu pembicara yang membuat saya terpukau adalah Ibu Helianti Hilman. Dalam penjelasannya, beliau banyak menuturkan fakta-fakta terbaru hasil riset dalam dan luar negeri tentang khasiat kekayaan flora Indonesia yang selama ini tidak diketahui masyarakat. Seperti contoh, daun pegagan ternyata memiliki khasiat mencegah Alzheimer. Bahkan negara Belgia sana sudah membuat ekstraknya dan diperjualbelikan. Belum lagi daun kelor yang ternyata memiliki kandungan kalsium yang 14x lebih banyak dari susu.
Lebih lanjut Bu Helianti menuturkan, sumber daya dan kearifan lokal yang terdapat di Indonesia sebenarnya luar biasa melimpah. Daun kelor, daun pegagan dan sejenisnya merupakan tumbuhan liar yang tidak perlu perawatan khusus, tapi punya khasiat yang luar biasa.
Ketika saya tanya, apa penyebabnya kok orang Indonesia sendiri tidak menyadari hal itu? Beliau menjawab, itulah budaya konsumtif yang kian merebak, membuat masyarakat Indonesia terbiasa mengonsumsi makanan atau vitamin pabrikan dibanding memanfaatkan sesuatu yang ada di alam.
Beliau juga menitip pesan pada kami, generasi penerus bangsa, manfaatkan, maksimalkan, dan eksplore terus kearifan lokal dan kekayaan alam yang ada di Indonesia, karena sebetulnya itulah sumber pangan dan gizi yang tak ternilai harganya.
Sungguh, besar harapan saya APFF ini membawa dampak yang luar biasa bagi kemajuan pangan Indonesia. Agar tidak ada lagi kesenjangan pangan apalagi berita sebagian anak Indonesia yang terkena kekurangan gizi. Naudzubillah min dzalik, jangan sampai peribahasa mati di lumbung padi menjadi nyata. Yuk, dears, bantu dan support pemerintah sukseskan APFF 2017 ^_^
No comments:
Post a Comment
Terimakasih sudah mampir. semoga bermanfaat ^_^
Jangan lupa tinggalkan komen yaaa ;D