Percaya nggak, kalau kebahagiaan adalah obat terbaik dalam mencari kesembuhan? Kebahagiaan tentunya bukan hanya menyangkut hal-hal besar, tetapi juga momen-momen kecil yang begitu berarti. Itulah yang aku rasakan pada Minggu, 22 Desember 2024 kemarin. Sebuah perjalanan penuh makna bersama Shelter Sehati dan Dompet Dhuafa, di mana tawa, senyum, dan kebahagiaan menjadi penawar bagi mereka yang tengah menghadapi tantangan berat dalam hidup.
Pagi itu, langit Jakarta diguyur hujan, namun tak menyurutkan semangatku, Dompet Dhuafa team dan juga pasien Shelter Sehati untuk tetap menjalankan Rihlah Ceria dengan penuh rasa bahagia. Di balik antusiasme mereka, ada cerita yang mungkin tak banyak orang tahu. Cerita tentang perjuangan melawan penyakit, jauh dari kampung halaman, putus sekolah karena harus fokus pada pengobatan dan lain sebagainya.
Kami mulai Rihlah ini di area Samudera Ancol yang ternyata ramai sekali pengunjung. Tapi tak mengapa, karena Rihlah ini bukan sekadar rekreasi. Ini adalah cara sederhana untuk memberikan jeda bagi mereka. Sebuah momen untuk berhenti sejenak dari beratnya hidup dan menggantinya dengan kebahagiaan.
Di Samudra Ancol, kami bertemu dengan dua bintang utama yang berhasil mencuri perhatian semua orang—Roy dan Nadia, lumba-lumba super menggemaskan yang seakan tahu cara membuat siapa pun tersenyum. Atraksi mereka sungguh memukau, mulai dari lompatan indah di udara hingga gerakan joget kecil yang begitu lucu, adik-adik pasien Shelter Sehati terlihat begitu bahagia. Sorak tawa dan tepuk tangan menggema, memenuhi arena pertunjukan.
Roy dan Nadia benar-benar menjadi pengalihan sempurna dari rutinitas berat yang mereka hadapi sehari-hari. Tidak ada rasa sakit yang terlihat di wajah mereka, tidak ada kekhawatiran yang membayangi. Hanya kebahagiaan murni yang begitu tulus. Setiap lompatan Roy dan Nadia seolah menghapus rasa lelah mereka, menggantinya dengan tawa yang penuh harapan.
“Ini pertama kalinya kami ke Ancol, rasanya luar biasa, saya tidak akan pernah lupa,” ungkap salah satu pendamping dengan mata berkaca-kaca, sambil memandang anak-anak yang tampak begitu menikmati setiap momen. Kata-kata itu terdengar sederhana, tetapi penuh makna. Baginya, kebahagiaan yang terlihat di wajah para pasien Shelter Sehati adalah sesuatu yang sangat berharga, bahkan mungkin tak pernah ia bayangkan sebelumnya.
Saat melihat adik-adik itu tertawa lepas, aku tersadar betapa jarangnya mereka mendapatkan momen seperti ini. Setiap hari, mereka harus berjuang melawan rasa sakit, bergulat dengan pengobatan, dan menghadapi ketidakpastian akan masa depan. Tapi hari itu, semuanya berubah. Mereka adalah anak-anak seperti lainnya—bahagia, bebas, tanpa beban.
Roy dan Nadia, dengan keajaiban mereka, telah memberikan lebih dari sekadar pertunjukan. Mereka memberikan kenangan yang akan selalu dikenang. Kenangan tentang kebahagiaan, tentang momen di mana rasa sakit untuk sementara waktu terlupakan, dan tentang harapan bahwa esok akan menjadi hari yang lebih baik.
Melukis Totebag Bersama
Selesai dari Samudra Ancol, kami menikmati makan siang sederhana di dekat Mushola SeaWorld. Saat itu, suasana terasa hangat meski sederhana—tawa ringan terdengar, dan semua terlihat menikmati kebersamaan. Namun, momen yang paling menyentuh justru datang setelahnya, ketika para pasien Shelter Sehati diajak melukis totebag bersama.
Dengan spidol warna-warni di tangan, mereka mulai menorehkan goresan di atas totebag putih. Tidak ada aturan, hanya kebebasan untuk menciptakan. Setiap sapuan kuas, setiap garis, dan setiap warna terasa begitu bermakna. Itu bukan sekadar gambar atau tulisan; itu adalah cara mereka melangitkan harapan-harapan besar di tengah perjuangan yang tak mudah.
Aku memperhatikan satu per satu totebag mereka. Ada yang menggambar karakter kartun ada pula yang melukis hati besar dengan nama orang tersayang. Tapi, yang paling menyentuh hatiku adalah karya seorang anak berusia sepuluh tahun bernama Arfal.
Arfal melukis gambar pemandangan saat petang, di mana langit terlihat begitu indah. Di baliknya ia juga menuliskan harapan akan kesembuhannya. Ia juga bercerita kepadaku akan harapannya saat ini, "Aku ingin sembuh, aku ingin kembali ke sekolah dan bertemu teman-teman."
Kata-katanya menusuk hatiku. Begitu sederhana, tapi penuh dengan keinginan tulus yang membekas. Di usianya yang masih belia, Arfal sudah memahami arti perjuangan yang sebenarnya. Di balik senyum indahnya, ada semangat yang tak pernah padam untuk kembali menjalani kehidupan seperti anak-anak lain.
Momen itu mengajarkanku banyak hal. Kadang, kita terlalu sibuk dengan kehidupan kita sendiri hingga lupa bahwa ada orang-orang di luar sana yang memiliki harapan sederhana: bisa sembuh, bisa kembali ke sekolah, bisa menjalani hari tanpa rasa sakit.
Kegiatan melukis totebag ini bukan hanya aktivitas biasa. Ini adalah ruang bagi mereka untuk menuangkan apa yang ada di hati, cara sederhana untuk melepaskan beban, dan menyampaikan doa-doa mereka yang tulus. Melihat mereka tertawa sambil melukis, aku menyadari bahwa di tengah perjuangan berat, kebahagiaan kecil seperti ini bisa menjadi obat terbaik.
Keajaiban Bawah Laut di SeaWorld
Selepas melukis totebag, kami bergegas menuju Seaworld menyapa para ikan aneka rupa dan menyaksikan sesuatu yang luar biasa. Wajah-wajah yang mungkin lelah karena sakit berubah menjadi penuh binar. Anak-anak terpaku melihat ikan-ikan besar berenang bebas di balik kaca raksasa. Ada hiu, pari, hingga sekumpulan ikan kecil yang bergerak serentak, menciptakan tarian indah yang memukau.
Sorakan kagum terdengar ketika seekor kura-kura besar muncul, berenang dengan anggun. “Itu seperti di film!” ujar seorang anak sambil menunjuk dengan antusias. Di saat itu, kami sadar bahwa kebahagiaan memang bisa hadir dari hal-hal sederhana—seperti menyaksikan keajaiban bawah laut yang begitu memukau.
Shelter Sehati: Rumah Harapan bagi Pasien Dhuafa
Rihlah ini tidak akan terwujud tanpa kolaborasi luar biasa dari Shelter Sehati dan Dompet Dhuafa. Shelter Sehati adalah rumah singgah bagi pasien dhuafa yang sedang menjalani pengobatan jauh dari rumah. Di sini, mereka tidak hanya mendapatkan tempat tinggal yang nyaman, tetapi juga makanan, dukungan moral, dan yang terpenting, rasa kebersamaan.
Shelter Sehati adalah bukti nyata bahwa kebaikan masih ada di dunia ini. Tempat ini menjadi pelukan hangat bagi mereka yang sedang berjuang, memberikan mereka kekuatan untuk terus melangkah, meski jalan yang mereka tempuh terasa berat.
Mari Terus Sebarkan Kebaikan
Program Rihlah Ceria ini adalah salah satu dari banyak cara Dompet Dhuafa menunjukkan kepedulian kepada mereka yang membutuhkan. Melalui kegiatan seperti ini, aku belajar bahwa kebahagiaan dan harapan bisa menjadi obat terbaik.
Hari itu, aku tidak hanya melihat senyum di wajah para pasien, tetapi juga merasakan betapa kuatnya semangat mereka untuk terus berjuang. Dan mungkin, itulah yang benar-benar mereka butuhkan—semangat untuk percaya bahwa esok akan lebih baik.
Mari kita terus bersama-sama menciptakan lebih banyak senyum dan cerita indah seperti ini. Karena di balik setiap senyuman yang kita berikan, ada harapan yang menyala, ada hidup yang kembali bermakna.
Terima kasih Dompet Dhuafa, terimakasih Shelter Sehati, telah menjadi bagian dari perjalanan makna kehidupan untukku pribadi. Mari, kita terus menyalakan harapan untuk mereka yang membutuhkan.
No comments:
Post a Comment
Terimakasih sudah mampir. semoga bermanfaat ^_^
Jangan lupa tinggalkan komen yaaa ;D