Aku masih inget banget, waktu SD dulu, guruku pernah bilang,
"Tugas guru itu bukan cuma ngajarin murid buat pinter, tapi juga biar mereka siap hidup."
Waktu itu aku cuma iya-iya aja. Tapi sekarang? That hits different. Especially ketika aku lihat apa yang terjadi di Indonesia Digital Learning (IDL) 2025, Cirebon.
Yup, bayangin deh, di satu ruangan, ngumpul 100 guru dari Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan. Bukan buat rapat, bukan buat seminar yang ngantuk-in. Tapi buat belajar.
Belajar gimana cara ngajar ulang, dengan cara yang lebih kreatif, pakai teknologi, bahkan AI. Tema acaranya:
“Guru Jabar Jago Digital.”
Aku suka banget gimana Telkom Regional II nggak cuma jadi penyedia internet. They go beyond. They show up for teachers. They believe bahwa guru harus dilibatkan dalam transformasi digital, bukan ditinggalin di belakang.
Dan buatku, itu keren banget.
Deep Learning Starts from Deep Listening
IDL 2025 ini bukan cuma soal teknologi. Tapi soal ngerespon perubahan zaman dengan empati. Telkom tahu banget, banyak guru yang punya semangat belajar, tapi nggak selalu dapet akses yang cukup. Dan akhirnya, lewat pelatihan Digital Deep Learning & Creative Teaching, para guru ini bukan cuma paham teknologinya, tapi juga ngerti gimana cara make it meaningful in the classroom.
Ada satu hal yang bikin aku mikir beberapa saat:
Telkom ngasih ruang buat para guru dapat sertifikasi BNSP bertema teknologi digital. Dan ini penting, karena guru juga manusia. Mereka butuh pengakuan. They need to feel seen.
“This is not just about today. This is about what kind of future we’re building.”
Telkom berharap para pendidik semakin mahir digital dan berdampak pada siswa yang menjadi generasi penerus bangsa. And yeah, aku langsung mikir: ini bukan cuma janji, ini komitmen. Dan komitmen ini udah dijalanin 13 tahun lewat IDL.
Dan kalau dipikir lagi, guru tuh bukan cuma penghubung antara murid dan pelajaran. Mereka penghubung antara generasi sekarang dan generasi masa depan. Kalau mereka tertinggal digital, ya kita semua bakal kena dampaknya.
Makanya kolaborasi Telkom, pemerintah daerah, dan dunia pendidikan ini penting banget. Karena pendidikan itu tanggung jawab kolektif. Bukan beban satu pihak doang.
Real talk: Being a teacher today is hard. But it doesn’t have to be lonely.
IDL 2025 nunjukkin kalau mereka nggak sendirian. Bahwa ada banyak pihak yang dukung mereka buat evolve. Buat jadi guru yang nggak cuma ngajar, tapi juga ngerti konteks, pakai tools, dan bikin learning jadi engaging.
Dan di balik layar? Ada harapan kecil yang pelan-pelan tumbuh jadi perubahan besar. IDL 2025 mungkin cuma satu hari, satu event. Tapi dampaknya bisa beresonansi jauh ke depan.
Karena kadang, revolusi itu nggak selalu datang dari tempat yang bising. Kadang dia lahir dari satu ruang belajar yang tenang, dari seorang guru yang duduk di sudut, lagi belajar AI buat ngajarin muridnya lebih baik. And that, my friend, is the kind of story we all should pay attention to.
No comments:
Post a Comment
Terimakasih sudah mampir. semoga bermanfaat ^_^
Jangan lupa tinggalkan komen yaaa ;D