Dear Novitanians,, repost artikel lagi nih... ini adalah artikel saya yang dimuat di Dakwatuna,, alhamdulillah dapet 3000an liker... kaget dan ga nyangka begitu denger berita Marshanda lepas jilbab,, dan artikel ini adalah luapan kegundahan saya... Allah.. allah .. allah semoga saya tetap istiqiomah berhijab,, walau masalah apapun menimpa saya..
Hampir sepekan
sudah media masa ramai memberitakan perihal masalah keluarga yang tengah
dialami seorang artis muda yang juga merupakan motivator bernama Marshanda.
Perceraian, perebutan hak asuh, dan konflik dengan sang ibunda nampaknya
menjadi penyebab artis cantik itu memutuskan melepas hijab yang telah hampir
empat tahun menutupi auratnya.
Peristiwa ini sekaligus
menjadi pembelajaran bagi kita semua, khususnya para muslimah berhijab. Bagaimana
jika kita didera masalah yang begitu pelik? Atau bagaimana jika kita berada dalam
kondisi terpuruk? Apakah kita akan seperti marshanda yang lantas membuka
hijabnya? Astagfirullahaladzim, semoga tidak.
Lepas hijab
bukanlah solusi, dan camkan itu dalam hati. Karena lepas hijab takkan menyelesaikan
semua permasalahan hidup yang tengah dihadapi. Justru hanya menambah masalah
baru yang jauh lebih besar lagi.
Ketika kita
memutuskan melepas hijab yang selama ini menutupi aurat kita, tentu keluarga, saudara,
tetangga akan mempertanyakannya. Dan jangan lupa bahwa Allah akan meminta
pertanggungjawaban juga. Lantas apa yang harus kita lakukan saat beban hidup
seolah tak kuasa lagi dihadapi?
1.
Berkacalah pada wanita palestina,
yang bahkan ketika tidur tak pernah melepas hijabnya. Mereka takut jika
sewaktu-waktu bom atau rudal israel mensyahidahkan mereka, lalu menghadap Allah
dalam keadaan terlihat auratnya. Wanita palestina
yang hidup ditengah kondisi perang, harus merelakan suami dan anak mereka
kehilangan nyawa. Mereka bertahan hidup dengan mengungsi di tempat penampungan
yang juga kerap kali menjadi sasaran rudal israel. Bukan tidak mungkin besok
atau lusa mereka yang akan menjadi korban berikutnya.
2.
Berkacalah dari muslimah Rohingya,
yang tetap memegang teguh hijab sebagai identitas keislamannya walau
penindasan, pemerkosaan dan pembunuhan terus dilakukan para ekstrimis budha.
Mereka hidup dalam ketakutan. Tak jarang mereka bersembunyi di got atau parit
kotor yang penuh dengan air comberan berwarna hitam pekat, yang bau busuknya begitu
menusuk hidung, untuk menghindar dari kekejaman orang-orang tak
berperikemanusiaan.
3. Berkacalah dari muslimah Suriah,
jangankan mempertahankan hijabnya, menyebut asma Allah saja, penjara dan
siksaan yang didapatnya. Mereka yang mempertahankan keislamannya kini hidup di bawah
reruntuhan gedung tanpa listrik dan kebutuhan memadai. Tak heran jika ulama di sana
menghalalkan kucing dan anjing untuk dimakan, karena tak ada lagi yang bisa
mengganjal perut untuk mempertahankan hidup.
4.
Berkacalah dari muslimah Perancis,
yang tak rela menukar kemuliaan hijab dan purdahnya dengan kebebasan membayar
denda yang telah ditetapkan pemerintahnya. Uang yang mereka bayarkan tentunya
tak seberapa bila dibandingkan dengan kenikmatan syurga yang Allah janjikan.
5.
Dan berkacalah pada adik-adik SMP
dan SMA di Bali yang harus siap menerima peringatan atau bahkan Drop Out dari sekolah dengan alasan
membawa atribut keagamaan lewat hijabnya. Sungguh miris, Indonesia yang
merupakan negara Islam terbesar di dunia, ternyata memiliki aturan larangan
hijab di salah satu provinsinya.
Saat hidup terasa
berat untuk dijalani, berkacalah dari mereka yang tak pernah rela mengadaikan
kemuliaan hijabnya walau penindasan, kekerasan, pemerkosaan, dan bahkan pembunuhan
kerap mengancam hidup mereka.
Adakah masalah kita
lebih besar dari masalah mereka? Apakah beban hidup kita lebih berat dari beban
hidup mereka? Sungguh tak ada apa-apanya.
No comments:
Post a Comment
Terimakasih sudah mampir. semoga bermanfaat ^_^
Jangan lupa tinggalkan komen yaaa ;D