Makin hari penglihatannya kian terganggu. Rasa sakit di matanya menyebabkan ia tak lagi merasakan apa itu bahagia. Bahkan kini, ia tak lagi mengenali pasangannya. Sampai akhirnya, kebutaan menghampirinya di usia yang masih terbilang muda. Sedih? Pasti! Aku menangis menjadi-jadi.
Itu sepenggal cerita, awal mula aku kenal dengan Glaukoma. Berkat drama Korea yang rutin kutonton untuk mengisi waktu luang, atau sekedar memberikan me time untuk diri sendiri. Nyatanya glaukoma bukan hanya sedramatis di dalam drama, tapi pada kenyataannya jauh lebih menyedihkan. Bisa dibilang glaukoma adalah si pencuri penglihatan yang akan merenggut kebahagiaan.
Glaukoma Si Pencuri Penglihatan
Mata adalah jendela dunia, tanpa mata kita nggak bisa melihat keindahan yang ada di dunia ini. Makanya banyak orang yang pada akhirnya stress, karena penglihatannya terganggu, atau banyak juga orang yang rela menghabiskan sekian banyak uang demi matanya bisa berfungsi kembali. Itulah, yang bikin aku makin ingin belajar tentang mata dan apa sih penyakit mata yang perlu diwaspadai.
Makanya aku excited banget begitu Jakarta Eye Center Kedoya ngadain 'Seminar Publik Glaukoma dan Keluarga' dalam rangka memperingati World Glaucoma Week.
Dan informasi detail seputar Glaukoma aku rangkum dalam Q and A berikut ini ya:
Apa sih glaukoma itu?
Glaukoma merupakan penyakit mata di mana tekanan cairan dalam bola mata menjadi terlalu tinggi sehingga dapat merusak serabut saraf mata yang membawa sinyal penglihatan dari mata ke otak. Glaukoma juga dinobatkan sebagai penyebab kebutaan nomor 2 di dunia dan Indonesia setelah katarak.
Data WHO tahun 2010 menyebutkan bahwa terdapat 3,2 juta orang di dunia yang buta akibat glaukoma. Berbeda dengan katarak, kebutaan akibat glaukoma tidak dapat disembuhkan namun dapat dicegah dengan mengontrol faktor risiko.
Apa penyebab glaukoma?
Tekanan bola mata dibentuk oleh cairan di dalam bola mata yang disebut akuos humor. Gangguan sistem pembentukan dan pengeluaran cairan akuos humor ini dapat menyebabkan tekanan bola mata yang tinggi yang akhirnya menyebabkan glaukoma.
Apa saja jenis glaukoma?
Glaukoma sendiri terbagi dalam 5 jenis, yaitu:
1. Glaukoma Primer Sudut terbuka
Glaukoma jenis ini biasanya menyerang usia di atas 40 tahun, namun pada sebagian kecil kasus juga dapat ditemukan pada golongan usia yang lebih muda hingga anak-anak. Glaukoma ini berkembang secara perlahan dan tidak menimbulkan keluhan sehingga pasien mungkin tidak menyadari bahwa penglihatannya memburuk.
2. Glaukoma Primer Sudut Tertutup Akut
Jenis glaukoma ini banyak terjadi di Indonesia. Biasanya menyerang usia lanjut dan paruh baya. Glaukoma ini timbul seketika dengan tekanan cairan yang meningkat cepat dan drastis dalam mata, akibatnya tekanan bola mata mendadak tinggi. Biasanya gejalanya: rasa nyeri di mata, penglihatan menurun, tampak pelangi bila melihat lampu, sakit kepala, mual dan kadang disertai muntah.
3. Glaukoma Primer Sudut Tertutup Kronik
Jenis glaukoma ini disebabkan oleh sumbatan pada saluran keluar cara dalam bola mata. Mekanismenya sama seperti glaukoma sudut tertutup akut, tetapi sudut bilik mata tertutup secara perlahan, sehingga tekanan mata terjadi peningkatan berkepanjangan. Karena sifatnya yang perlahan sering kali pasien tidak mengalami gejala sampai timbul kerusakan saraf optik.
4. Glaukoma Sekunder
Glaukoma ini diakibatkan oleh efek samping kejadian tertentu atau komplikasi penyakit lain, seperti: peradangan bola mata, katarak yang terlalu tebal, kecelakaan atau trauma, tumor, dll.
5. Glaukoma Kongenital
Glaukoma ini terjadi karena sudut bilik mata depan terbentuk secara tidak normal sejak lahir. Nah, hal yang perlu diwaspadai para orang tua adalah, jila melihat bayinya memiliki bola mata yang lebih besar dari bayi pada umumnya, kornea matanya tidak jernih dan sering keluar air mata bila melihat cahaya.
Apa saja faktor risiko glaukoma?
• Memiliki riwayat anggota keluarga yang terkena glaukoma
• Berumur di atas 40 tahun
• Memiliki tekanan bola mata tinggi
• Penderita miopia dan hipermetropia yang tinggi
• Pemakai steroid lama dan terus menerus
• Pernah mengalami trauma pada mata
• Memiliki riwayat penyakit diabetes melitus, hipertensi dan migren
Dari data dan fakta di atas, bisa dikatakan glaukoma adalah si pencuri penglihatan yang tidak bisa disembuhkan. Makanya penting untuk selalu memeriksakan kesehatan mata kita secara berkala. Sehingga bila ada indikasi glaukoma atau kerusakan lainnya dapat segera tertangani.
Di acara seminar glaukoma kemarin, aku juga sempat screening mata. Dokter bilang, screening mata memang penting dilakukan, terutama yang terindikasi glaukoma.
Apa yang harus dilakukan pasien Glaukoma?
Pasien glaukoma harus kontrol secara teratur ke dokter mata selama hidupnya. Perlu ditekankan bahwa saraf mata yang sudah tidak dapat diperbaiki, penanganan yang dilakukan adalah mencoba mengontrol tekanan mata sampai pada taraf yang aman untuk kesehatan saraf optik sehingga kerusakan lapang penglihatan tidak bertambah berat.
Meskipun kerusakan lapang penglihatan karena glaukoma tidak dapat disembuhkan, tetapi pada sebagian besar kasus dengan terapi kontrol secara teratur ke dokter mata, glaukoma dapat dikendalikan.
Glaukoma dapat dikontrol dengan penggunaan obat-obatan glaukoma, baik tetes maupun oral, tindakan laser, operasi ataupun kombinasi.
1. Obat-obatan glaukoma
Pemberian obat-obatan glaukoma adalah bentuk penambahan umum dan awal yang diberikan dokter mata. Obat-obatan ini dapat berupa tetes maupun oral tergantung kondisi mata pasien. Ada kalanya dokter mata perlu mengganti jenis dan dosis obar sesuai perkembangan mata pasien.
2. Laser glaukoma
Laser glaukoma dapat berupa laser trabekulopasti untuk glaukoma sudut terbuka atau laser iridotomy pada glaukoma sudut tertutup. Pilihan tindakan laser akan disesuaikan dengan kebutuhan pasien. Tindakan laser merupakan prosedur rawat jalan sehingga pasien tidak perlu dirawat di rumah sakit.
3. Operasi glaukoma
Operasi glaukoma dapat berupa bedah filtrasi atau pemasangan implan glaukoma. Pemilihan tindakan operasi tergantung kondisi mata pasien dan jenis glaukoma yang diderita. Operasi glaukoma pada sebagian besar kasus cukup dilakukan dengan bius lokal dan pasien tidak perlu dirawat di rumah sakit.
Rekomendasi Tempat Terbaik Screening Glaukoma dan Penanganannya
Untut mengantisipasi terjadinya hal-hal buruk pada mata, sebaiknya memang lakukan screening dan penanganan di tempat terbaik. Beberapa kali ke Jakarta Eye Center aku cukup puas akan pelayanan dan kelengkapannya.
Baca Juga: Tergoda Operasi Kantung Mata di Jakarta Eye Center
Dokternya sangat profesional, cerdas dan ramah. Aku pernah merasakan langsung, saat aku berkonsultasi di JEC Cibubur, aku bertemu dengan dokter Ardining, semua keluhan dan pertanyaanku dijawabnya dengan ramah dan detail. Tidak salah memang, jika kepuasan yang rasakan sesuai dengan tagline JEC, Care with Experience.
RS Mata JEC Menteng
Jl. Cik Ditiro No. 46 Menteng Jakarta 10310
RS Mata JEC Kedoya
Jl. Terusan Arjuna Utara No. 1 Kedoya Jakarta 11520
Klinik Mata Utama JEC Cibubur
Jl. Raya Alternatif Cibubur No. 1 Bekasi 17435
jec@jec.co.id
www.jec.co.id
No comments:
Post a Comment
Terimakasih sudah mampir. semoga bermanfaat ^_^
Jangan lupa tinggalkan komen yaaa ;D