Musim hujan bagi sebagian masyarakat memang sangat membahagiakan, cuaca jadi lebih adem dan sejuk. Jujur, aku suka musim hujan. Tapi memasuki musim hujan kewaspadaan harus lebih extra. Terutama soal penyebaran penyakit dan daya tahan tubuh.
Kalau batuk pilek saat musim hujan kayanya biasa ya. Tapi kalau kena DBD duh jangan sampe deh. Alhamdulillah aku sendiri belum pernah kena Demam Berdarah, dan semoga tidak akan pernah kena. Inilah yang kemudian aku jaga, jangan sampai ada anggota keluarga yang terkena DBD.
Nah, bicara soal DBD, beberapa waktu lalu, aku hadir dalam acara Meet Up Healthies “DBD Bikin Baper”, yaitu acara bincang kesehatan bersama dr. Siti Nadia Tarmizi, M. Epid selaku Dir P2PTVZ dan dr. Gia Pratama yang seorang dokter influencer.
Acaranya sendiri dikemas seru dan menyenangkan. Banyak hal dan pengetahuan yang akhirnya aku tahu dan makin aku sadari terutama soal DBD itu sendiri. Selama ini bisa dibilang aku cukup abai nih sama nyamuk nakal itu.
Di awal acara dr. Siti Nadia, memaparkan tentang apa sih penyakit DBD dan bagaimana penyebab serta penularannya. Ternyata aku baru paham, kalau penyakit Demam Berdarah itu ada beberapa jenis lho.
Jadi, Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue yang dibawa oleh nyamuk. DBD dulu disebut penyakit ‘break bone’ karena sering kali menyebabkan nyeri sendi dan otot di mana tulang terasa retak.
Demam berdarah yang masih berada pada tahap ringan biasanya hanya menyebabkan demam tinggi, ruam, da nyeri otot dan sendi. Namun, untuk demam berdarah yang sudah parah atau dikenal juga dengan dengue hemorrhagic fever dapat menyebabkan pendarahan serius, penurunan tekanan darah yang tiba-tiba (shock) dan kematian.
Yuk, Kenali Gejala dan Tanda-tanda Demam Berdarah Dengue
Ada 3 jenis demam berdarah dengue yang perlu kita waspadai karena masing-masing memiliki gejala yang berbeda, yaitu:
Gejala Demam Berdarah Klasik
Gejala dari demam berdarah klasik biasanya diawali dengan demam tinggi selama 4 hingga 7 hari setelah digigit oleh nyamuk yang terinfeksi, sakit kepala parah, nyeri pada area belakang mata, nyeri otot dan sendi parah, mual dan muntah serta ruam.
Gejala Dengue Hemorrhagic Fever
Gejala dari DBD Hemorrhagic Fever meliputi semua gejala dari demam berdarah klasik, ditambah dengan kerusakan pada pembuluh darah dan getah bening, dan pendarahan pada hidung dan gusi.
Gejala DBD Shock syndrome
Jenis DBD ini adalah yang paling parah, meliputi semua gejala demam berdarah klasik dan dengue hemorrhagic fever ditambah dengan kebocoran luar pembuluh darah dan shock (tekanan darah sangat rendah).
Sebenanya saat kita digigit nyamuk aedes aegepti, tidaklah langsung terkena DBD, jika daya tahan tubuh kita kuat, maka virus DBD nya akan dapat tertangani dengan baik. Namun, jika daya tahan tubuh kita sedang tidak baik, maka virus itu akan cepat berkembang dan menimbulkan penyakit.
Tuh, jadi kuncinya adalah jaga kesehatan agar jangan sampai drop, karena jika kondisi tubuh kita tidak baik, maka daya tahan tubuh kita pun mejadi tidak baik.
3M untuk Mencegah Demam Berdarah Dengue
ibu Menteri Kesehatan dan dr. Gia Pratama |
Bukan hanya menjaga kesehatan dan daya tahan tubuh aja, kita juga harus memastikan lingkungan kita bersih dan bebas dari genangan air. Seperti yang kita tahu, nyamuk Aedes Aegepti, berkembang biak di genangan air bersih.
Cara yang dapat kita lakukan adalah dengan 3M, yaitu:
• Menutup
Tutup segala tempat yang bisa menampung air, baik di dalam maupun di luar rumah. Jika tidak diperlukan, letakkan wadah-wadah yang bisa menampung air dalam posisi tengkurap, agar tidak tergenangi air hujan. Karena nyamuk betina memanfaatkan air yang tergenang sebagai tempat bertelur.
• Menguras
Kuraslah tempat-tempat penampungan air seperti bak mandi, akuarium, vas bunga, dan wadah lainnya satu hingga dua kali seminggu. Siklus metamorfosis nyamuk, mulai dari telur hingga menjadi nyamuk dewasa, berlangsung selama 8 -10 hari. Dengan mengosongkan tempat-tempat penampung air secara berkala, kita berarti memutus siklus hidup nyamuk.
• Mendaur Ulang
kalau dahulu, kita mengenal istilah 3M dengan menutup, menguras dan mengubur, maka tidak dengan sekarang. Mengubur bisa dibilang merusak tanah, karena seperti kita tahu bersama benda yang terbuat dari plastik tidak dapat terurai sampai 500 tahun lamanya.
Dengan mendaur ulang barang-barang yang sudah tidak terpakai, kita turut berkontribusi dalam menjaga lingkungan dan juga berhemat. Sekarang sudah banyak tips-tips di sosial media bagaimana kita bisa memanfaatkan benda-benda yang sudah tidak terpakai menjadi benda yang masih berdaya guna.
Yuk, sama-sama jaga kesehatan dan kebersihan lingkungan agar terbebas dari Demam Berdarah. Kita sehat, keluarga sehat, maka lingkungan pun sehat ^_^
Kak... Cantik amat sih... Btw ngomong-ngomong soal DBD ya emang nyebelin deh kalau kena DBD ini karena aku pernah mengalaminya dan super gak enak banget. Yang paling harus diperjuangkan dulu itu naikin thrombosit tentunya.
ReplyDelete