Ada yang spesial di Hari Gizi Nasional tahun ini, aku jadi teringat tentang memoriku waktu zaman sekolah dulu. Yup, masa-masa puber yang nggak terlupakan. Bukan soal percintaan lho ya, tapi soal menstruasi hehehe.
Menstruasi pertamaku, bisa dibilang sedikit terlambat. Waktu itu sekitar kelas 3 SMP, di saat teman-teman sebayaku sudah merasakannya di kelas 6 SD dan 1 SMP. Tapi aku pribadi nggak khawatir sih, soalnya kan bisa jadi setiap orang berbeda-beda.
Yang aku khawatirkan adalah aku sering merasakan nyeri haid yang mengganggu. Sampai harus minum pereda nyeri haid dan jamu datang bulan. Dan semenjak itu, aku jadi lebih mudah lelah dan pusing. Dan akhirnya aku sadar bahwa aku mengalami anemia.
Ternyata memang, menurut data yang ada remaja berpotensi kena anemia. Dan hal ini nggak boleh dianggap ringan lho. Alhamdulillahnya, di Hari Gizi Nasional tahun ini, Pemerintah menjalankan sebuah program untuk mengatasi permasalahan anemia pada remaja.
Remaja Sehat, Bebas Anemia merupakan tema HGN 2021. Dengan sub tema Gizi Seimbang, Remaja Sehat, Indonesia Kuat, Menteri Kesehatan Indonesia menekankan bahwa asupan gizi yang dikonsumsi sangat berdampak bagi pertumbuhan remaja Indonesia. Karena di tangan remaja lah, pembangunan Indonesia masa mendatang diemban.
Faktanya 3 dari 10 Remaja Indonesia Mengalami Anemia
Menurut Riset Kesehatan Dasar (Rikesdas), 3 dari 10 remaja di Indonesia mengalami anemia, atau kekurangan sel darah merah. Dan salah satu penyebabnya adalah kekurangan gizi, karena adanya ketidakseimbangan dalam asupan makanan yang dikonsumsi.
Nggak heran sih, melihat gaya hidup remaja saat ini, memang lebih memilih jajanan yang kurang sehat dibandingkan dengan makanan dengan gizi seimbang. Ya contohnya saja, junk food, booba, dll. Makanan tersebut bukanya tidak boleh dikonsumsi, hanya saja jangan terlalu sering.
Nah, seiring dengan itu, Kementerian Kesehatan RI berkomitmen menjadi pilar yang dapat membantu remaja, orangtua serta keluarga dalam pemenuhan gizi. Salah satu komitmen yang dilakukan pemerintah adalah pemberian tablet penambah darah bagi remaja putri usia 16-18 tahun, setiap satu minggu sekali.
Atasi Anemia, Kemenkes RI Berikan Tablet Tambah Darah untuk Remaja Putri
Program pemberian tablet tambah darah untuk remaja putri ini akan dimulai tahun 2021. Walaupun kegiatan sekolah masih dilakukan dari rumah, alias school from home, namun pihak sekolah akan melakukan upaya sesuai dengan komitmen Kemenkes, agar program pemberian TTD (Tablet Tambah Darah) ini bisa berjalan lancar.
Fyi, tablet tambah darah merupakan tablet salut gula yang mengandung zat besi dan asam folat. Zat besi penting dalam pembentukan hemoglobin pada tubuh sehingga dapat membantu mengatasi anemia saat menstruasi, hamil, menyusui, masa pertumbuhan dan setelah mengalami pendarahan. Sedangkan asam folat digunakan untuk mengurangi anemia megaloblastik selama kehamilan dan masa pertumbuhan.
Aku pribadi sebagai orang tua, menyambut baik hal ini. Program yang telah dicanangkan pemerintah ini tentunya bisa menjadi solusi yang dapat mengurangi kasus anemia di Indonesia.
Namun, begitu program ini tentunya akan dapat berjalan lancar, kalau mendapat dukungan dari berbagai pihak, termasuk orang tua.
Yup, sayangnya, sampai dengan hari ini masih ada orang tua yang abai perihal asupan gizi yang dikonsumsi anak, dan menganggap anemia hanyalah masalah sepele. Padahal nyatanya, anemia juga bisa berdampak buruk jika tidak diatasi lho.
Yakin deh, bahwa asupan gizi itu sangat mempengaruhi pertumbuhan anak, bukan hanya fisik tapi juga jiwa. Dan semua yang dilakukan orang tua untuk anak-anak, mungkin saja tidak langsung terlihat sekarang, tapi jika kita melakukan dengan benar, insya Allah kelak anak kita akan tumbuh menjadi pribadi yang unggul, sehat, dan cerdas dan dapat membantu membangun Indonesia di masa mendatang.
Semoga, pemberian tablet tambah darah ini menjadi langkah konkrit menuju Indonesia bebas anemia. Remaja Sehat, Indonesia Kuat! ^_^
wah kemenkes mantap sekali :D terimakasih atas informasinya kak
ReplyDelete