Friday, April 26, 2024

...

Break the Silence: Lepas dari Jerat NPD Abuser Bersama Kartika Soeminar

 


23 tahun hidup dalam pernikahan toxic, rasanya seperti mimpi buruk yang sangat panjang. Jujur aku pribadi nggak pernah membayangkan sebelumnya, bagaimana bisa seorang istri bertahan dalam pernikahan yang menimbulkan luka, trauma dan rasa sakit yang begitu besar selama itu? 

Ternyata memang lepas dari pasangan yang NPD itu tidak mudah. Bahkan perlu waktu yang tidak sebentar untuk bangun dari mimpi buruk itu. Sampai akhirnya di usia pernikahan yang ke-23, seorang Kartika Soeminar berani untuk melepaskan belenggu dari seorang suami yang NPD. 

Kisah ini, aku tahu saat mengikuti acara KEB Intimate Session, Break The Silence with Kartika Soeminar di Twin House Blok M, tepat di hari Kartini tanggal 21 April lalu. Yup, mendengar kisah beliau bangkit dari kepedihan, rasanya seperti melihat sosok Kartini Masa Kini. 

Dengan penuh keyakinan dan usaha maksimal serta didukung oleh banyak pihak, seperti keluarga, kerabat, dan juga bantuan dari professional, akhirnya mba Kartika Soeminar memutuskan bangkit dan lepas dari belenggu NPD Abuser. 

Pasti pada penasaran deh, apa sih NPD itu? Dan bagaimana gejalanya? 

Dalam acara tersebut, hadir juga seolah Psikiater kenamaan, dr. Zulvia Oktanida Syarif, Sp. K. J, Spesialis Kedokteran Jiwa yang turut menjelaskan bagaimana gejala halus yang terdapat pada orang dengan NPD. 

So, baca sampai habis ya! 

Mengenali Gejala Halus pada Orang dengan NPD 




Nggak dipungkiri ya, bahwa Gangguan Kepribadian Narsistik (NPD) telah menjadi isu yang popular dan ramai di media sosial. NPD adalah singkatan dari Gangguan Kepribadian Narcissistic (Narcissistic Personality Disorder), sebuah kondisi mental yang ditandai oleh pola pikir dan perilaku yang berlebihan atau tidak realistis mengenai kepentingan diri sendiri, kebutuhan untuk diakui atau dipuja, dan kurangnya empati terhadap orang lain. 

Nah, berikut ini adalah beberapa hal yang perlu dipahami tentang NPD: 

Ciri-Ciri Umum: 
Orang dengan NPD cenderung memiliki pola pikir yang terfokus pada kepentingan diri sendiri, anggapan bahwa mereka lebih unggul daripada orang lain, kebutuhan akan pujian dan perhatian yang berlebihan, serta kurangnya empati terhadap perasaan dan kebutuhan orang lain. 




Kecenderungan Narcissistic: 
Individu dengan NPD seringkali mengalami kesulitan dalam hubungan interpersonal karena mereka cenderung mengejar kebutuhan mereka sendiri secara berlebihan, tidak sensitif terhadap perasaan orang lain, dan seringkali memanipulasi atau memanfaatkan orang lain untuk mencapai tujuan mereka. 

Faktor Penyebab: 
NPD dapat disebabkan oleh kombinasi faktor genetik, lingkungan, dan psikologis. Misalnya, pengalaman traumatis pada masa kanak-kanak, seperti penolakan atau penelantaran, dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengembangkan NPD. 

Diagnosis dan Pengobatan: 
NPD dapat didiagnosis oleh seorang profesional kesehatan mental, seperti seorang psikolog atau psikiater, melalui wawancara klinis dan evaluasi perilaku. Pengobatan untuk NPD biasanya melibatkan terapi, seperti terapi kognitif perilaku atau terapi psikodinamik, yang bertujuan untuk membantu individu memahami dan mengelola pola pikir dan perilaku mereka yang tidak sehat. 

Pentingnya Kesadaran dan Perubahan: 
Orang dengan NPD seringkali tidak menyadari dampak negatif pola pikir dan perilaku mereka terhadap hubungan dan kehidupan mereka sendiri. Kesadaran akan masalah ini dan kemauan untuk berubah merupakan langkah awal yang penting dalam mengelola NPD. 

Dampak Lingkungan: 
Lingkungan sosial juga dapat mempengaruhi manifestasi NPD seseorang. Misalnya, situasi di mana seseorang dipuja atau dianggap sangat sukses dapat memperkuat perilaku narsisistik. 

Memahami NPD adalah langkah penting dalam membantu individu yang mungkin mengalami gangguan ini, baik untuk mendukung mereka dalam pencarian bantuan profesional maupun untuk melindungi diri sendiri dari dampak negatif hubungan dengan orang yang memiliki NPD. 

Break The Silence with Kartika Soeminar 



Mendengar pemaparan dari dr. Zulvia, rasanya aku bisa memahami mengapa perlu waktu yang cukup lama bagi mba Kartika Soeminar untuk bangkit. Beruntung mba Kartika, dikelilingi oleh sahabat dan keluarga yang luar biasa memberikan dukungan positif. Selain itu, mba Kartika juga kembali mendekatkan diri pada Allah. 

Berbagai pengalaman dan kisah hidupnya, ia tuangkan dalam sebuah buku agar semua masyarakat dan perempuan Indonesia lebih aware mengenai bahaya NPD abuser. Aku pribadi berharap semoga kita semua senantiasa dilindungi oleh Allah dari orang-orang dzalim dan selalu menyakiti hati orang lain. 

Nantikan buku karya Mba Kartika Soeminar dan event Break The Silence di kota-kota berikutnya ya!



#Narcisstic #NPDSurvivor #NPDAwareness #BrokenButUnbroken #BreakTheSilence #KartikaSoeminarStory 

10 comments:

  1. Sedih banget denger kisah mba Kartika 😭

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hai Mba Namira Afifa

      Iya, akupun yang hadir sedih mendengarnya. Tapi Alhamdulillah mba Kartika kuat banget

      Delete
  2. Astagahhh, lama juga 23thn. Kuat bgt mba Kartika

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hai Mba Mutiara,

      Iya selama itu mba. Alhamdulillah beliau kuat ya

      Delete
  3. Harus waspada bgt nih sama ciri2 NPD. Sering bgt lho ditemuin skrg!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hai Mba Nining Pujiati

      Betul, semoga apa yang ada di postingan ini bikin kita aware dan waspada ya!

      Delete
    2. Betul, tapi jangan sampe self diagnose juga ya, baiknya tetap konsultasikan dengan profesional jika merasa perlu bantuan

      Delete
  4. Catet nih, kurangnya empati!
    Disitu aja udah harus waspada ya kita. Jangan sampe deh, berhubungan sama org NPD. Paling bener cut off aja udah!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hai Mba Diah Palupi,

      Betul, kurangnya empati harus kita waspadai sebagai salah satu gejala NPD

      Delete
    2. Walau tentunya ada gejala lainnya juga. Sebaiknya jangan self diagnos juga ya

      Delete

Terimakasih sudah mampir. semoga bermanfaat ^_^
Jangan lupa tinggalkan komen yaaa ;D