Beberapa waktu lalu, aku sempat sharing dengan Prof. Rhenald Kasali. Beliau menuturkan tentang perkembangan Indonesia dari berbagai sisi, termasuk ekonomi dan kualitas SDMnya. “Indonesia ibarat remaja yang sedang tumbuh, SDM nya terus berkembang namun butuh nutrisi agar tidak mengalami stunting”, ucapnya kala itu.
Dalam hati, aku membenarkan. Dibanding dulu, kualitas SDM Indonesia perlahan-lahan mulai meningkat. Memang tidak terlalu signifikan, tapi aku yakin dengan dukungan banyak pihak bukan tidak mungkin kelak SDM kita akan sama baiknya dengan negara maju lainnya.
Kalau kita bicara soal kualitas SDM Indonesia, rasanya masih banyak PR yang harus dikerjakan pemerintah dan Kementerian Tenaga Kerja. Indonesia yang merupakan negara berpenduduk terbanyak keempat di dunia, tentulah memiliki berbagai macam problematika sumber daya manusia.
Antara Pendidikan dan Kualitas SDM Indonesia
Jadi ingat sebuah karya tulis yang pernah aku buat beberapa tahun lalu. Sesuai dengan bidangku, yaitu pendidikan. Karya tulisku mengangkat tentang sistem pendidikan di Indonesia dan perbandingannya dengan sistem pendidikan Finlandia.
‘Komparasi Sistem Pendidikan Indonesia dan Finlandia’. Tak usah tertawa. Memang terkesan membandingkan sesuatu yang jelas berbeda. Bak langit dan bumi, begitulah para juri lomba karya tulis ilmiah mencecarku dengan pertanyaan itu.
Sebuah pertanyaan yang kujawab dengan sederhana, kalau Indonesia mau berubah menjadi lebih baik, lantas kenapa tidak, kita belajar dari yang terbaik? Jawaban yang kemudian mendapat tepuk tangan dari juri dan para penonton yang hadir.
Indonesia dan Finlandia memang seperti langit dan bumi, sistem pendidikan Indonesia yang dehumanis kemudian menjadikan Indonesia berada di posisi terbawah, berbanding terbalik dengan sistem pendidikan Finlandia yang begitu humanis, menjadikan proses belajar begitu menyenangkan, tak heran jika Finlandia menyabet gelar sistem pendidikan terbaik di dunia.
Hal yang kemudian membuat aku penasaran. Sistem pendidikan Finlandia yang begitu memanusiakan manusia, dan membuat proses belajar menjadi sangat menyenangkan nyatanya mampu menghasilkan kualitas SDM yang mumpuni dan diakui kualitasnya oleh dunia.
Sedang kita? Masih merangkak menuju ke sana. Kalau ditanya kapan sampainya? Jawabannya ada pada kita. Sudah seberapa besar kontribusi kita. Betul???
Pertanyaan lain dari juri yang sampai saat ini masih aku ingat adalah, ‘Seandainya aku menjadi seorang Menteri Pendidikan apakah aku yakin Indonesia bisa seperti Finlandia?’
Lagi-lagi aku jawab dengan sederhana. Finlandia menjadi negara dengan sistem pendidikan terbaik tentulah bukan tanpa usaha, kalau kita lihat lagi sejarahnya, untuk menyabet gelar sistem pendidikan terbaik di dunia, tentu proses panjang telah dilalui Finlandia, dan kenapa hal itu tidak kita lakukan saat ini. Memang tidak semudah membalik telapak tangan, tapi jika dengan bantuan seluruh instansi terkait dan masyarakat Indonesia, bukan tidak mungkin, sepuluh, dua puluh atau tiga puluh tahun mendatang Indonesia akan mejadi yang terbaik.
teman-teman sekelas turut bergembira dan mengucapkan selamat |
Pada akhirnya jawaban-jawaban dari pertanyaan itulah yang mengantarkanku menjadi juara pertama Lomba Karya Tulis Ilmiah di Kampus. Sebenarnya apa yang kujabarkan bukanlah sebatas pada pendidikan. Ada sesuatu yang berkaitan dengan kualitas SDM di Indonesia dan menjadi PR besar untuk kita semua.
Pelatihan Vokasi untuk Kualitas SDM Indonesia yang Lebih Baik
Jika dari kamu masih ada yang bertanya, memang seberapa penting sih Sumber Daya Manusia ke depannya? Bukankah kemajuan teknologi justru memudahkan pekerjaan manusia?
Ya, memang teknologi sangat memudahkan pekerjaan manusia. Dan seiring dengan revolusi industri 4.0 dan teknologi digital, persaingan bisnis dan pembangunan yang semula banyak bertumpu pada pemanfaatan sumber daya alam, bergeser pada persaingan penguasaan teknologi dan informasi serta kompetensi angkatan kerja.
Disinilah pentingnya investasi SDM. FYI, Sumber daya alam akan habis jika dieksploitasi terus menerus, dan hal ini tentulah akan menghasilkan problem lingkungan. Berbeda dengan investasi SDM yang tidak terbatas dan juga dinamis.
BBPLK yang ada di Bekasi untuk meningkatkan kualitas SDM |
Nah, menyadari hal itu Kementerian Ketenagakerjaan memasifkan pelatihan vokasi sebagai prioritas pembangunan SDM. Terkait dengan pelatihan vokasi, Kemnaker telah melakukan beberapa terobosan, yakni masifikasi pelatihan di Balai Latihan Kerja (BLK), pemagangan terstruktur serta sertifikasi uji kompetensi.
Masifikasi pelatihan di BLK dengan memberikan triple skilling, yaitu skilling, up- skilling, dan re-skilling. Skilling untuk angkatan kerja yang ingin mendapatkan skill. Up-skilling untuk pekerja yang ingin meningkatkan skill, dan re-skilling untuk pekerja yang ingin mendapatkan keterampilan baru.
Dan untuk mendekatkan akses pelatihan vokasi kepada masyarakat, pemerintah juga membangun BLK Komunitas. Tahun 2017 terdapat 50 BLK Komunitas, dan akan terus meningkat setiap tahunnya. Tahun 2019 ini akan ada 1.000 BLK Komunitas. Tiap BLK Komunitas ditargetkan memberikan pelatihan kepada 100 orang tiap tahunnya.
Sekjen Kemnaker sedang menjelaskan tentang kualitas SDM Indonesia |
Sebenarnya prioritas pembangunan SDM juga ditujukan untuk menyelamatkan bonus demografi yang akan dialami Indonesia, yang puncaknya terjadi tahun 2025-2030. Di mana, 70% penduduk Indonesia adalah usia produktif. Sekjen Kemnaker, Khairul Anwar bahkan mengatakan, berdasarkan hasil riset McKinsey Global Institute, Indonesia diprediksi akan menjadi negara dengan ekonomi terbesar ke-7 di dunia. Namun capaian itu mensyaratkan penduduk usia produktif memiliki skill dan kompetensi yang mumpuni.
Kami berkomitmen membantu pemerintah meningkatkan kualitas SDM |
Menurut kamu sendiri, sudah sejauh mana sih pemerintah mempersiapkan kualitas SDM Indonesia. Kira-kira prediksi McKinsey Global Institute bisa jadi nyata nggak ya? Share di kolom komentar yaa ^_^
No comments:
Post a Comment
Terimakasih sudah mampir. semoga bermanfaat ^_^
Jangan lupa tinggalkan komen yaaa ;D