Bahagia deh rasanya, buka pintu rumah disambut tanaman yang hijau-hijau, ditambah dengan bunga-bunganya yang mulai bermekaran. Jadi bikin betah di rumah, dan juga bisa jadi healing tersendiri lho.
Ya, semenjak pandemi dua tahun lalu, aku dan suami memang memiliki hobi baru, yaitu berkebun. Kami mulai menanam aneka tanaman di sekitar rumah, mulai dari teras, hingga area terbuka di belakang rumah.
Selain itu, aku juga memanfaatkan limbah rumah tangga, seperti botol plastik bekas minyak, kaleng cat dan lain-lain sebagai media tanam. Jadi, selain meminimalisir sampah hal ini juga bisa menjadi sesuatu bermanfaat.
Jujur, ini adalah hobi yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Betapa berkebun ternyata bisa jadi kegiatan yang sangat menyenangkan, terlebih saat melihat tanaman yang kita rawat mulai tumbuh dan berkembang. Rumah kami, jadi lebih asri dan sejuk.
Sepertinya, bukan hanya aku saja yang menggandrungi hobi berkebun saat pandemi ini. Banyak juga yang ternyata memiliki hobi yang sama. Hobi yang membuat kita semakin betah di rumah.
Mudah-mudahan saja hobi ini terus berlanjut dan berubah menjadi kebiasaan baik, walau nanti pandemi telah usai. Karena faktanya, berkebun memiliki manfaat yang luar biasa, bukan hanya untuk kesehatan kita tapi juga untuk lingkungan.
Manfaat Berkebun dan Kontribusinya untuk Kelestarian Lingkungan
Percaya nggak kalau berkebun atau menanam sekecil apapun ternyata bisa memberikan dampak positif bagi lingkungan? Bahkan turut serta menyelamatkan bumi dari pemanasan global dan perubahan iklim lho.
Berikut ini adalah manfaat berkebun dan kontribusinya untuk kelestarian lingkungan:
• Menyaring udara kotor
Tumbuhan yang kita tanam di sekitar rumah juga bisa memberikan kontribusi baik terhadap kualitas udara di rumah kita dan lingkungan sekitar. Selain menyaring udara yang kotor, dengan berkebun juga bisa menghadirkan udara sejuk yang tentunya bagus untuk kesehatan kita.
• Mencegah genangan air
Manfaat tanaman bagi lingkungan rumah yang juga dapat kita rasakan adalah mencegah adanya genangan air. Mungkin beberapa orang lebih memilih menutup lahan dengan paving agar tidak timbul genangan air, tapi hal tersebut menghilangkan suasana natural. Beda halnya dengan menanam tumbuhan, genangan air tidak timbul karena terserap akar tanaman dan suasana natural semakin kuat.
• Memberikan kesejukan alami
Tumbuhan di sekitar lingkungan rumah akan menyaring karbon dioksida dan menggantinya dengan oksigen. Tak hanya itu, rindang pohon juga mencegah paparan sinar matahari berlebihan. Dengan dua hal itu, rumah jadi lebih dingin dan nyaman dihuni tanpa perlu memasang pendingin buatan.
• Media belajar anak-anak
Tak perlu jauh-jauh ke taman kota untuk mempelajari aneka tumbuhan, di lingkungan rumah yang rimbun ditumbuhi aneka jenis tanaman juga bisa. Anak-anak bisa belajar mengenai jenis serta struktur tumbuhan dan mencintai lingkungan sejak dini.
• Menciptakan ruang terbuka hijau
Kebun mini yang kita rawat, ternyata bisa menghasilkan ruang terbuka hijau yang dapat mengurangi emisi gas rumah kaca. Dan tentunya memberikan dampak positif untuk bumi lho.
Berkebun juga menjadi salah satu langkah yang dapat kita lakukan dalam mitigasi perubahan iklim. Memang apa sih mitigasi perubahan iklim itu?
Mitigasi Perubahan Iklim Selamatkan Bumi Kita yang Sedang Tidak Baik—Baik Saja
Dilansir dari Wikipedia, mitigasi perubahan iklim merupakan suatu usaha untuk mengurasi risiko terhadap peningkatan emisi gas rumah kaca. Hal ini menunjukkan bahwa bumi kita sedang tidak baik-baik saja. Itulah kenapa, sekarang saatnya kita membayar hutang kita pada bumi. Agar setidaknya, kondisi bumi kita tidak semakin parah.
Kita dapat memulainya dari hal-hal sederhana, seperti berkebun, mengurangi penggunaan plastik, menggunakan produk ekonomi kreatif berbasis hutan, mendaur ulang limbah rumah tangga dan lain sebagainya. Hal itu tentunya sangat berpengaruh terhadap kelestarian lingkungan dan juga mampu mengurangi emisi gas rumah kaca.
Permasalahan emisi gas rumah kaca ini nggak main-main lho. Dampaknya sangat besar bagi perubahan iklim dunia. Ya, dunia! Contoh nyatanya adalah musim dingin di Amerika Serikat yang mencapai -40 derajat celcius dan gelombang panas di Australia yang mencapai 50 derajat celcius.
Cuaca ekstrem yang terjadi tentunya mengakibatkan banyak makhluk hidup yang mati, ekosistem yang rusak, bahkan tunawisma yang akhirnya meninggal. Dan yang perlu diingat adalah jangan salahkan alam terhadap apa yang terjadi saat ini. Kitalah sumber penyebab semuanya.
Banyak hal yang kita lakukan dan tanpa disadari memberikan dampak yang luar biasa terhadap perubahan iklim, yaitu pembakaran bahan bakar fosil dalam penggunaan alat transportasi, proses industri pabrik, tebang hutan untuk lahan pertanian, penggunaan CFC untuk lemari es dan aerosol, limbah gas industri, sampai penambangan batu bara.
Ada penyebab, tapi juga ada solusi yang bisa kita lakukan. Dan ini adalah langkah nyata yang dapat kita lakukan untuk membantu pemerintah dalam mitigasi perubahan iklim, yaitu:
💚 Menanam dan memelihara pohon
💚 Mengurangi pengunaan plastik,
💚Menggunakan produk-produk yang ramah lingkungan dengan memanfaatkan program Perhutanan Sosial, selain bisa meningkatkan ekonomi desa, manfaatnya juga besar untuk kelestarian hutan dan lingkungan
💚Mengonsumsi pangan lokal
💚Beralih ke transportasi umum massal
💚Menjalankan teknik 3R (Reduce, Reuse dan Recycle)
💚Mendidik anak kita menjadi generasi yang cinta lingkungan
Yuk, Ciptakan Generasi Penerus Bangsa yang Mencintai Lingkungan
Satu hal yang menurutku sangat penting untuk dilakukan dalam rangka mitigasi perubahan iklim adalah mendidik anak kita menjadi generasi yang mencintai lingkungan. Itulah yang saat ini pelan-pelan sedang aku terapkan.
Ya, aku percaya hal-hal baik yang kita ajarkan kepada anak kita akan memberikan dampak yang positif terhadap banyak hal. Lewat hobi baru yang sedang aku tekuni, aku juga mengajarkan anakku untuk lebih mencintai lingkungan, salah satunya dengan merawat tanaman.
Bukan hanya itu saja, kami juga mulai menerapkan 3R dalam keseharian kami. Selain mengurangi sampah rumah tangga, kreativitas kami juga semakin terasah untuk menciptakan produk guna ulang dari sampah tersebut, dan tentunya menambah kekompakkan dengan anggota keluarga lainnya.
Alhamdulillah, anakku kini semakin aware terhadap issue lingkungan dan langkah nyata penanganannya. Saat aku lupa mematikan lampu kamar mandi setelah digunakan, anakku dengan sigap mematikannya dan mengingatkan aku untuk tak boleh boros listrik.
Begitupun, saat aku tak sempat menyiram tanaman, karena harus mengerjakan pekerjaan lain, anakku dengan penuh semangat menyirami tanaman dan memunguti sampah di sekitar kebun kecil kami.
Aku berharap, sikap cinta lingkungan ini terus tumbuh dan berkembang hingga anak-anakku tumbuh dewasa. Karena kontribusi satu orang saja, sangat berarti untuk bumi ini.
Bermula dari Hobi, Kini Jadi Satu Langkah Nyata Mitigasi Perubahan Iklim
Siapa sangka, bermula dari hobi yang tak sengaja kutekuni saat pandemi, kini banyak manfaat yang aku rasakan dan ternyata juga menjadi satu langkah nyata dalam mitigasi perubahan iklim.
Kini aku percaya, hal baik yang kita lakukan tak kan pernah berujung sia-sia. Karena itu, aku bersumpah #UntukmuBumiku aku akan menanam minimal dua pohon dalam setahun dan mendidik anak-anakku menjadi generasi penerus bangsa yang mencintai lingkungan.
Mendekati Hari Sumpah Pemuda ini, aku juga ingin mengajak #MudaMudiBumi untuk berkontribusi dalam #TimeforActionIndonesia melalui hal-hal sederhana yang bisa kita lakukan dalam mitigasi perubahan iklim, seperti menanam pohon, menggunakan transportasi umum massal, mengurangi sampah plastik, dan masih banyak yang lainnya. Yuk, bersama kita bisa!
Cintai bumi maka Tuhan akan mencintai kita! ^_^
Liat tamannya enak bgt mbak, seger ijo-ijo gitu. Aku sempet mau nanem rumput aja gak numbuh karena bawahnya banyak rayap tanahnya. Akhirnya terpaksa pake rumput sintetis. Paling nanem di pot doang akhirnya hihi
ReplyDeleteBagus dong bisa memanfaatkan wakti selam apandemi ini dengan berkebun di belakang rumah ya, jadi enak bisa lihat yang hijau-hijau.
ReplyDeleteBerkebun selain baik untuk lingkungan juga untuk diri ya
Rumahnya asri ya Bun, buka pintu langsung disambut rumput dan tanaman hijau. Rumahku minim lahan, tapi sebisa mungkin ada tanaman. Triknya ya nanam pandan, ginseng, kemangi, yang bisa dikonsumsi langsung
ReplyDeleteSetuju mbaaa...hobi berkebun ini memang sangaat mengasyikkan dan hasilnya selain indah dipandang juga baik bagi bumi kita tercinta ya.. Terima kasih sharingnya mba .
ReplyDeleteSenang sekali punya perkarangan rumah yang rapi bersih dan banyak tanaman hijau yang terjaga baik ya mba. Hal hal yang mba lakukan menjadi motivasi untukku :) Termasuk menerapkan 3R
ReplyDeleteJika banyak yang berkebun maka dampaknya akan besar ya Mbak, bersama-sama membantu bumi.
ReplyDeletewaa senang sekali berkebuuun, aku seneng banget berebuuun, sempet nanem beberapa tanaman kaya cabe, tomat dll tapi ternyata pohon alpuket tetangga suka ada uletnya yang bikin taneman mati huhu
ReplyDeleteBumi memang memerlukan extra cinta kasih dari kita nih, salah satunya dengan berkebun yaa mba. Asyik niiih
ReplyDeleteHaha aku pun gak yterlalu suka berkebun tapi saat pandemi jadi suka aja gitu kalau liat yang ijo2 mbak.
ReplyDeleteIni mungkin kelihatan sepele ya nanam2 kembang gtu tapi dah lumayan bantuin bumi dapat tambahan O2 :D
Ternyata gerakan yang sedikit tapi dilakukan terus menerus dan menjadi kebiasaan baik seperti menjaga lingkungan dengan berkebun, memilah sampah dengan baik akan mengobati bumi yang terluka yaa..
ReplyDeleteSeger banget pas buka pintu lihat pemandangan hijau-hijau di rumah kak Novitania.
Isu perubahan iklim ini memang meresahkan. Tapi aku senang anyak teman-teman yang sejak pandemi mulai bercocok tanam di rumah. Ini bisa jadi langkah awal untuk mencintai bumi ya kak
ReplyDeleteSemoga istiqomah dalam menjalankan sumpahnya ya. Amat bermanfaat nih bagi bumi jika tiap orang menanam 2 pohon dalam setahun. Beberapa tahun kemudian bakalan terasa banget manfaatnya.
ReplyDelete