Setiap orang tua pasti menginginkan buah hatinya sehat serta tumbuh dan berkembang dengan optimal. Namun tidak bisa dipungkiri, hal tersebut tidak semudah yang dibayangkan ya.
Hal itulah yang juga aku alami. Yup, memiliki anak dengan berat badan di bawah normal, menjadi tantangan tersendiri yang harus aku dan suami hadapi. Alhamdulillah, beberapa waktu lalu aku mengikuti Webinar yang diselenggarakan Danone Specialized Nutrition Indonesia mengenai Gejala Alergi Saluran Cerna VS Gangguan Saluran Cerna Fungsional: Cara Membedakannya.
Btw, Moms pernah dengar fungsional gastrointestinal disorder (FGDI) atau gangguan saluran cerna fungsional? Masalah kesehatan pada anak ini ternyata memiliki gejala yang sama seperti alergi lho.
Secara umum, bayi memang rentan mengalami gangguan di saluran cerna. Dokter Spesialis Anak Konsultan Gastrohepatologi, dr. Frieda Handayani, SpA(K), mengatakan, hal tersebut dapat terjadi karena saluran cerna anak belum berkembang secara sempurna di dua tahun pertama kehidupannya.
"Dua tahun pertama adalah masa emas yang dapat terganggu bila ada masalah di saluran cerna. Anak sering mengalami infeksi, sehingga akan kehilangan kesempatan. Daya tahan tubuhnya belum berkembang sempurna, sehingga rentan infeksi," tutur dr. Frieda.
Kenali Gangguan Saluran Cerna Fungsional pada Anak, Yuk Moms!
Gangguan saluran cerna fungsional adalah gejala saluran cerna kronis yang terjadi dalam jangka panjang maupun berulang. Penyebabnya tidak dapat dijelaskan baik secara struktur ataupun biokimia.
Jenis gangguan saluran cerna fungsional yang paling umum dialami anak adalah kolik, gumoh, dan konstipasi. Gumoh dialami hampir 30% anak di bawah usia 6 bulan. Sementara itu, kolik dialami sekitar 20% bayi di awal kelahirannya, konstipasi 15%, dan diare kurang dari 10%.
Penyebab gangguan ini cukup kompleks lho, Moms. Faktor biologis, psikososial, dan faktor lingkungan atau budaya bisa memengaruhi anak terkena gangguan saluran cerna fungsional.
Contohnya nih, faktor biologis disebabkan karena sistem pencernaan anak belum matang di awal kehidupannya. Kemudian faktor psikososial bisa karena hubungan antara orang tua di rumah dan pola asuh. Sedangkan faktor lingkungan atau budaya dapat disebabkan kebiasaan pemberian MPASI yang menimbulkan masalah di saluran cerna.
Lebih lanjut, dr. Frieda juga mengatakan kalau gangguan saluran cerna pada anak juga merupakan manifestasi alergi, seperti alergi susu sapi lho.
Pentingnya Mengenali dan Memahami Bahaya FGID sebagai Manifestasi dari Alergi Makanan pada si Kecil untuk Mencegah Dampak Malnutrisi
Mungkin banyak Moms yang belum tahu, kalau ternyata gangguan saluran cerna pada anak juga dapat merupakan manifestasi alergi, seperti alergi susu sapi.
Pada umumnya memang kita sebagai orangtua sulit membedakan apakah gangguan saluran cerna yang dialami anak disebabkan karena gangguan fungsional atau merupakan manifestasi alergi.
Memang apa sih Gejala Alergi Saluran Cerna itu?
Alergi merupakan suatu reaksi hipersensitivitas yang disebabkan oleh suatu mekanisme imunitas tertentu. Penyebab alergi bayi di bawah 6 bulan yang paling sering adalah alergi susu sapi. Sementara di atas 6 bulan bisa mengalami alergi makanan hingga debu.
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mencatat angka kejadian anak alergi susu sapi sebesar 2 sampai 7,5%, dengan kasus tertinggi terjadi pada usia awal kehidupan.
"Alergi susu sapi biasanya terjadi dalam satu bulan pertama kehidupan atau setelah bayi mendapatkan protein susu sapi selama satu minggu lamanya," kata dr. Frieda.
Gejala alergi bisa muncul di mana saja lho, Moms. Tapi memang paling banyak di saluran cerna yaitu sekitar 50% - 60% dan di kulit sekitar 50% - 70%. Moms juga harus tahu nih, kalau sama seperti gangguan saluran cerna fungsional, gejala alergi juga bisa berupa kolik, gumoh, dan konstipasi. Beberapa di antaranya pun dapat mengalami muntah, mual, hingga diare.
Gangguan saluran cerna manifestasi (FGID) dari alergi makanan, pada umumnya juga disertai dengan gejala alergi lainnya yang terjadi pada kulit ataupun saluran pernapasan.
Lalu bagaimana dong cara membedakannya?
Cara Membedakan Gejala Alergi Saluran Cerna dan Gangguan Saluran Cerna Fungsional
Gejala gangguan saluran cerna dapat menjadi manifestasi alergi lho. Untuk itu, orang tua perlu tahu diferensiasi FGID dan gejala alergi di saluran cerna pada anak. Tentu agar tidak terjadi dampak buruk pada kesehatan si kecil ya.
Nah, berikut ini 3 cara membedakan gejala alergi saluran cerna dan gangguan saluran cerna fungsional pada anak:
1. Riwayat Alergi
Orang tua perlu mengenali riwayat alergi di keluarga untuk mengetahui sakit anak. Jika orang tua memiliki alergi, maka 60 sampai 80% kemungkinan akan menurunkannya pada anak. Sedangkan bila kakak kandung yang mengalaminya, kemungkinan anak bisa memiliki alergi sampai 60%.
2. Melakukan Eliminasi Makanan
Orang tua juga perlu melihat apakah gangguan fungsional di saluran cerna anak hanya terjadi sementara atau tidak. Misalnya saja, pada kasus bayi kolik, orang tua disarankan untuk tidak mengonsumsi makanan mengandung susu sapi selama 2 sampai 3 minggu untuk melihat ada atau tidak perbaikan kondisi anak.
3. Mengenali Tanda Bahaya
Pada anak yang mengalami gangguan saluran cerna fungsional, gejala sakit tidak akan mengganggu tumbuh kembangnya. Artinya, berat badan anak tetap bisa naik sesuai kurva tumbuh kembang dan mood anak tidak terganggu.
Sedangkan alergi dapat memengaruhi kualitas hidup dan tumbuh kembang anak. Gejala alergi yang menimbulkan tanda bahaya harus segera ditangani oleh dokter.
Hal tersebut, karena alergi dapat melibatkan organ lain, misalnya alergi susu sapi bisa menyebabkan batuk hingga napas terhambat. Sedangkan gangguan saluran cerna fungsional tidak ada manifestasi klinis, seperti di paru-paru.
Pentingnya Peran Orang Tua dalam Memahami Anak Alergi yang Bermanifestasi pada Saluran Cerna
Mengikuti jalannya webinar kemarin, aku jadi paham kalau memang orangtua memiliki peran penting dalam memahami dan mengenali gejala alergi pada si kecil agar mendapat penanganan yang tepat sehingga asupan nutrisi anak tetap terpenuhi dan tidak menghambat tumbuh kembang optimal si kecil.
Bayangkan saja, kalau gejala alergi ini dibiarkan terus menerus, maka selain asupan nutrisi dan tumbuh kembang anak terhambat, organ lain dalam tumbuh anak juga bisa terganggu, dan tentunya akan berdampak buruk bagi kesehatan anak.
Di webinar kemarin, Momfluencer Binar Tika juga berbagi pengalamannya dalam menangani anak dengan ASS (Alergi Susu Sapi). Ia menceritakan bahwa dalam masa pertumbuhan, anaknya sering mengalami reaksi seperti konstipasi.
Awalnya, ia menganggap reaksi tersebut hanya gangguan saluran cerna biasa dan normal terjadi mengingat sistem pencernaan pada anak belum optimal dan masih rentan.
Namun, hal ini menjadi tidak wajar ketika reaksi terjadi secara berulang dengan jangka waktu yang cukup lama, dan gejala muncul setelah diberikan susu pertumbuhan berbahan protein sapi.
Hal ini juga bisa jadi pembelajaran untuk seluruh orang tua agar lebih jeli dan teliti dalam memperhatikan gejala pada saluran cerna anak. Karena itulah, langkah promotif dan preventif menjadi hal yang sangat penting dilaksanakan sejak dini. Selain itu, juga jangan ragu untuk mengkonsultasikan ke dokter untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.
Pentingnya Melakukan Deteksi Dini Gejala Alergi di Saluran Cerna dan Mengetahui Diferensiasi FGID melalui Allergy-Tummy Checker
Gejala alergi di saluran cerna dengan gejala FGID memang bisa saja mirip. Karena itu orang tua dituntut harus jeli dan teliti dalam mengamati gejalanya. Namun, pada prakteknya tentu itu bukan hal yang mudah ya.
Menjawab semua permasalahan di atas, Danone Specialized Nutrition Indonesia meluncurkan sebuah inovasi Allergy-Tummy Checker, yang merupakan alat deteksi digital untuk membedakan gejala alergi dan gejala saluran cerna fungsional (FGID) pada si Kecil.
Fyi, Allergy-Tummy Checker ini dapat diakses di www.bebeclub.co.id mulai 1 November 2021. Ada beberapa kelebihan Allergy-Tummy Checker dibandingkan dengan tools allergy checker lainnya, yaitu:
• Mempermudah orang tua membedakan gejala gangguan saluran cerna yang disebabkan alergi dan gejala saluran cerna fungsional (FGID)
• Orang tua dapat mengetahui apa yang diperlukan si kecil untuk menghidari kondisi pemicu alergi.
• Orang tua dapat mengetahui pemilihan nutrisi yang tepat untuk anak yang alergi pada susu sapi.
Menurutku, apa yang telah dilakukan Danone Spesialized Nutrition Indonesia ini adalah sebuah langkah nyata dalam mengedukasi para orang tua terkait pentingnya pentingnya mengenali perbedaan gangguan saluran cerna sebagai gangguan fungsional atau karena alergi.
Dengan mengenali kedua gangguan saluran cerna ini, tentu orang tua bisa melakukan langkah pencegahan dini sehingga proses tumbuh kembang si Kecil bisa berjalan dengan optimal.
Susu Formula Soya sebagai Sumber Nutrisi Alternatif untuk Anak Alergi Susu Sapi
Bicara soal alergi susu sapi, aku sendiri pernah berkonsultasi kepada dokter anak terkait hal ini. Ya, karena berat badan Raisha yang tak kunjung naik dan juga ada beberapa gangguan saluran cerna yang sering kali dirasakan Raisha, aku merasa membutuhkan bantuan dokter untuk menanganinya.
Alhamdulillah, dokter mengatakan Raisha sehat meski berat badannya kurang. Dokter juga mengatakan alergi susu sapi tidak boleh dianggap sepele. Dan sebuah langkah yang tepat bagi orang tua untuk berkonsultasi pada dokter jika si kecil mengalami masalah dalam tumbuh kembangnya.
Untuk Moms yang mungkin mengalami masalah serupa, atau masih bingung terkait gejala saluran cerna yang dihadapi anak, bisa cek di Allergy-Tummy Checker di www.bebeclub.co.id tanggal 1 November nanti ya!
Yuk, ciptakan generasi anak hebat dengan memberikan asupan nutrisi seimbang! ^_^
Sedih juga kalau bayi alergi susu sapi ya kak. Sulit mencari susu yang tepat jadinya, Memang susu soya biasanya jadi pilihan tepat ketika bayi alergi susu sapi.
ReplyDeleteJujur, aku baru tau bedanya dong. Jadi kalo anak mengalami alergi saluran cerna, harus pilih susu soya yg tepat ya, agar kebutuhan nutrisi tetap terpenuhi.
ReplyDeleteAcaranya bagus, apalagi soal kesehatan saluran cerna anak nih, gak boleh skip. Buat para Mom dan calon Mom wajib nyimak.
ReplyDeleteRepot juga ya mbak kalau anak sampai punya alergi sama susu sapi, tapi untungnya ada Susu Formula Soya sebagai alternatifnya untuk memenuhi nutrisi tubuh
ReplyDeleteKebayang kalau alergi kaya gini, ayah bunda pasti panik karena melihat anak tidak nyaman. Untung solusinya, tapi sebagai ortu juga harus lebih aware ya
ReplyDeleteRepot ya bun kalo anak alergi susu sapi. Alhamdulillah skrg udah banyak merk susu soya nih. Jadi punya banyak pilihan.
ReplyDelete