Monday, March 21, 2022

...

Yuk, Jadi Konsumen Cerdas dengan Pilih Kosmetik dan Jamu yang Aman dan Menyehatkan!


 

“Jadi perempuan itu ribet ya! Harus cantiklah, harus langsinglah, capek banget deh!”, ucap temanku beberapa waktu lalu. 


Hmmm, setelah dipikir-pikir lagi kok rasanya betul ya. Jadi, perempuan itu memang lebih banyak tuntutannya, mulai dari merawat diri, menjaga penampilan, sampai pintar mengurus keluarga. Karena itulah banyak yang memilih jalan instant demi mendapatkan kecantikan dan memilih jalan yang berbahaya. 

Coba deh hitung, berapa banyak iklan pemutih dan pelangsing instant yang kita lihat di media sosial setiap hari? Pasti banyak kan? Rata-rata menawarkan kulit putih mulus dalam sekejap atau langsing tanpa olahraga dengan jamu/pil diet. Padahal nih, nggak ada yang instant lho di dunia ini! 

Kulit yang sehat dan badan yang ideal tentu tidak datang secara tiba-tiba. Kita perlu merawat dan menjaganya dengan konsisten. Caranya yang dengan makan-makanan sehat, berolahraga dan juga menggunakan skincare dengan kandungan yang bermanfaat untuk kulit. 

Nah, bicara mengenai hal itu, beberapa waktu lalu aku berkesempatan mengikuti Kick Off dan Training of Trainer (ToT) Pembentukan Duta Jamu Aman dan Duta Kosmetika Aman oleh BPOM. Kegiatan ini merupakan implementasi dari dua program unggulan Badan POM yakni BPOM Goes to School dan BPOM Goes to Campus. Para duta diberikan pemahaman tentang tips memilih jamu dan kosmetika aman agar nantinya mampu memberikan edukasi kepada masyarakat di lingkungan sekitarnya. 

BPOM Bentuk Duta Jamu Aman dan Duta Kosmetika Aman





Di awal acara, Kepala Badan POM RI, Penny K. Lukito menyapa para undangan yang hadir dan menjelaskan mengenai pembentukan Duta Jamu Aman dan Kosmetika Aman yang merupakan salah satu wujud pemberdayaan masyarakat. Ke depannya Duta ini akan berperan sebagai influencer dalam peningkatan pemahaman masyarakat sehingga terwujud konsumen cerdas dan berdaya yang mengonsumsi jamu dan kosmetika aman. 

Para duta ini sudah melakukan 116 kegiatan edukasi yang diikuti 11.060 peserta lho. Pelaksanaan edukasi ini memanfaatkan kemajuan teknologi informasi melalui berbagai platform digital khususnya media sosial, karean strategi ini dinilai efisien dan efektif untuk memberikan multiplier effect nyata yang akan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap keamanan, mutu, dan manfaat obat tradisional, suplemen kesehatan, dan kosmetika serta kepercayaan masyarakat kepada Badan POM. 

Nah, sekarang kita bahas isi webinar kemarin yuk! 

Bugar dengan Obat Herbal Tanpa Kimia Obat






Seperti kita tahu, trend back to nature, makin hari makin diminati, terutama di bidang kecantikan dan kesehatan. Penggunaan obat tradisional diyakini memiliki efek samping yang lebih sedikit dibandingkan dengan mengonsumsi obat-obatan kimia. 

Nah, hal ini menjadi selling point bagi produsen sehingga menambahkan bahan kimia obat (BKO) ke dalam obat tradisional untuk memberikan efek penyembuhan lebih cepat dibandingkan Obat Tradisional pada umumnya. Penambahan BKO ke dalam Obat Tradisional dapat disebabkan oleh ketidaktahuan produsen atau karena sengaja memanfaatkan permintaan pasar untuk memperoleh keuntungan berlipat-lipat. 

Sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, obat tradisional dilarang menggunakan: Bahan kimia hasil isolasi atau sintetik berkhasiat obat; Narkotika atau psikotropika; Hewan atau tumbuhan yang dilindungi. 

Memangnya apa sih bahayanya jika BKO ditambahkan ke dalam obat tradisional? 

Beberapa bahan kimia obat dapat membahayakan konsumen yang memiliki penyakit tertentu, di samping terdapat kemungkinan kontraindikasi antara bahan-bahan yang terkandung dalam obat tradisional itu sendiri. Selain itu, penambahan BKO umumnya tanpa dosis yang terukur dan memperhatikan kaidah Kesehatan. Pemakaian secara terus menerus dapat membahayakan kesehatan konsumen lho. 



Beberapa BKO yang sering ditambahkan ke dalam Obat Tradisional antara lain: 

  • Deksametason yang dapat menyebabkan glukokortikoid dan osteoporosis, 
  • Klorfeniramin Maleat (CTM) dengan efek samping: sedasi, gangguan saluran cerna, nyeri kepala, reaksi alergi dan kelainan darah, 
  • Sildenafil Sitrat dapat menyebabkan sakit kepala, nyeri perut, gangguan penglihatan, hingga kematian, 
  • Asam Mefenamat dapat menyebabkan diare, ruam kulit,dan kejang, serta dikontraindikasikan bagi penderita tukak lambung, asma, dan ginjal, 
  • Parasetamol dalam penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan gangguan kerusakan hati. 

Yuk, jadi konsumen bijak dengan cek KLIK sebelum membeli dan mengonsumsi. Selalu memperhatikan nomor pendaftaran, aturan pakai, perhatian/ peringatan yang tercantum pada label produk juga ya! 

Sekarang kita lanjut ke materi dari webinar 2 kemarin yuk! 

Cerah Alami Tanpa Merkuri




Nggak dipungkiri ya, saat ini dunia kecantikan berkembang sangat pesat. Banyak orang yang semakin sadar manfaat dari penggunaan skin care dan juga kosmetik. Hal itu tak lepas dari perubahan gaya hidup yang semakin modern, di mana kita dituntut untuk selalu tampil fresh dan menarik. 

Satu hal yang perlu diluruskan di masyarakat adalah cantik itu identik dengan kulit putih, bersih bak porselen. Nggak heran, kalau banyak masyarakat yang akhirnya memilih jalur instant untuk memutihkan kulit. 



Yup, salah satunya dengan memilih skincare dan kosmetik yang menggunakan merkuri. Padahal kandungan merkuri dalam produk kecantikan itu sangat berbahaya lho! Selain kulit jadi rusak, besar kemungkinan kita juga bisa terpapar kanker kulit. Naudzubillahi min dzalik ya. 

Yang harus kita sadari saat ini adalah kita tetap cantik apapun warna kulit kita. Mau kuning langsat, sawo matang, atau hitam sekalipun, kita tetap cantik, selama bisa menjaga kesehatan kulit kita. Jadi nggak harus putih ya! 



Yuk, lebih bijak dan teliti lagi dalam memilih produk kecantikan! Jangan mudah tergiur dengan iming-iming putih instant ya. Dan jangan lupa untuk Cek KLIK sebelum membeli! ^_^ 


No comments:

Post a Comment

Terimakasih sudah mampir. semoga bermanfaat ^_^
Jangan lupa tinggalkan komen yaaa ;D