Beberapa waktu lalu aku merasa sedih luar biasa melihat tayangan video binatang laut yang mati keracunan karena mengonsumsi sampah plastik. Saat perut binatang itu dibelah, keluarlah gumpalan plastik beraneka macam. Aku jadi berpikir, sebegitu rusaknya kah alam kita? Sampai binatang laut itu harus menjadi korbannya.
Nyatanya memang itulah yang terjadi dan sedang kita alami saat ini. Betapa polusi plastik di Indonesia bisa dibilang masuk ke tahap mengkhawatirkan. Bahkan menurut data yang ada, Indonesia menempati urutan kedua polusi sampah terbanyak di dunia. Asli dengernya bikin aku auto sedih.
Di era yang serba modern ini memang harus diakui butuh sesuatu yang praktis dan efisien karena itulah plastik menjadi alternatif dalam memenuhi kebutuhan kita. Tetapi kita lupa menyadari bahwa plastik sulit sekali diuraikan oleh alam. Bahkan saking sulitnya butuh waktu lebih dari 500 tahun untuk benar-benar terurai, hiks.
Lalu apa yang harus kita lakukan?
Bismillah, rasanya belum terlambat untuk memperbaiki semua itu. Sekarang tak perlu tunjuk sana atau tunjuk sini. Kita mulai dari diri kita sendiri. Sedikit demi sedikit kurangi penggunaan plastik semaksimal yang kita bisa.
Akupun sampai dengan hari ini masih belajar menerapkannya. Walau agak sulit diawal, tapi aku yakin, kalau kita konsisten maka hal itu akan menjadi gaya hidup yang sangat baik, yang juga bisa dicontoh atau diikuti oleh banyak orang.
Team Up For Impact: Saatnya Kita Raih Keberkahan Ramadan dengan Selamatkan Bumi
Di Ramadan kali ini, aku ingin melakukan satu kontribusi, berupa kebaikan yang tidak hanya tertuju pada manusia, tapi juga pada bumi kita. Tempat di mana kita dan anak cucu kita kelak tinggali.
Terlebih, Hari Bumi jatuh pada bulan Ramadan ini lho. Dan setiap kebaikan yang kita lakukan di bulan suci ini akan dilipatgandakan pahalanya oleh Allah. Makanya momen ini jadi saat yang tepat untuk melakukan berbagai kebaikan untuk bumi yang kita cintai.
Caranya gimana?
Caranya mudah lho, tinggal gabung aja dengan Team Up For Impact Everyday.
Fyi, Team Up For Impact adalah ajakan untuk sama-sama bertindak sesuai kemampuan kita, agar sampah plastik dan selimut polusi tidak semakin menjadi. Sekecil apa pun langkah yang kita ambil, kalau dilakukan bersama-sama akan besar dampaknya.
Untuk ikutan challenge-nya, kita harus registrasi terlebih dahulu di www.teamupforimpact.org lalu login. Dan kita bisa pilih salah satu dari beberapa aksi sederhana Team Up For Impact, seperti; sampah, makanan, digital, energy, bisnis hijau dan aktivisme.
Aku pribadi memilih aksi sederhana berupa sampah, karena selain related dengan aktivitas dan kebiasaanku. Menurutku, aksi ini juga sangat possible untuk dilakukan siapa saja dan di mana saja. Yup, tak perlu ribet-ribet, kebaikan kecil yang dilakukan bersama-sama juga akan memberikan dampak luar biasa untuk lingkungan lho.
1. Tidak membeli makanan/minuman dalam kemasan
Indonesia menghasilkan sampah plastik sebanyak 11.600 ton di tahun 2021. Kalau kita Team Up dan kompak untuk mendedikasikan minggu pertama selama Bulan April untuk tidak membeli makanan/minuman dalam kemasan sehari penuh, dampaknya besar buat Bumi.
Di Ramadan kali ini, aku memilih untuk tidak berlebihan dalam berbelanja dan memilih untuk masak di rumah. Selain lebih sehat, hal ini juga sangat membantu mengurangi sampah plastik dari limbah rumah tangga. Setiap berbelanja di tukang sayur, akupun selalu membawa tas belanja berbahan kanvas atau rotan, sehingga tidak memerlukan kantong plastik.
2. Tidak menggunakan tissue
Penggunaan tissue satu hari di seluruh dunia bisa mencapai angka satu ton. Diperlukan 20.000 galon air untuk memproduksinya. Belum lagi pohon-pohon yang harus ditebang. Kalau kita Team Up dan kompak untuk mendedikasikan Hari Kamis di Bulan April untuk tidak menggunakan tissue, dampaknya besar buat Bumi.
Bukan di Ramadan kali ini saja, aku sudah tidak membeli tissue sejak dua tahun lalu. Selama ini untuk membersihkan meja, lap keringat, dan lain-lain, aku selalu menggunakan kain, yang tentunya bisa dipakai berulang. Jika kotor tinggal cuci lalu pakai kembali.
3. Tidak menghasilkan sampah makanan
Sampah makanan yang terbuang di Indonesia pada 2000-2019 mencapai 23-48 juta ton per tahun atau setara 115-184 kilogram per kapita per tahun. Kalau kita Team Up dan kompak untuk mendedikasikan Hari Minggu di Bulan April untuk berhati-hati agar tidak menghasilkan sampah makanan, dampaknya besar buat Bumi.
Jujur, ini adalah aksi yang cukup sulit dilakukan. Terlebih untuk yang sudah berkeluarga. Tapi nggak ada yang tidak mungkin, jika kita mau sedikit berusaha. Sebagai ibu rumah tangga, tentunya aku memegang kendali penuh terhadap berbagai kebutuhan rumah. Karena itu, kini aku melakukan perhitungan yang lebih rinci, sehingga yang kami konsumsi tidak mubazir.
4. Bawa bekal
Dengan bawa bekal, kita bisa bawa makanan sesuai porsi sehingga menghindari sampah makanan yang terbuang. Plus, kita bisa mengurangi penggunaan sampah plastik sekali pakai, sumber mikroplastik perusak lingkungan.
Terkait bekal, sudah setahun belakangan ini, setiap hari aku selalu membawakan bekal anak ke sekolah. Selain lebih sehat, hal ini juga berdampak positif untuk mengurangi limbah rumah tangga dan sampah makanan yang dihasilkan. Anak juga jadi lebih happy!
5. Riset alternatif kemasan sekali pakai
Paling sulit untuk menghindari kemasan sekali pakai saat di perjalanan. Sulit bukan berarti tidak mungkin. Sekarang ada berbagai aplikasi yang bisa membantu untuk mengetahui lokasi tempat kamu bisa isi ulang botol minum, baik dengan air gratis maupun berbayar.
Lima aksi sederhana dari kategori sampah ini sudah aku lakukan. Sekarang saatnya kamu ambil bagian dalam aksi selamatkan bumi di bulan Ramadan ini. Yuk, gabung dengan Team Up For Impact Everyday!
No comments:
Post a Comment
Terimakasih sudah mampir. semoga bermanfaat ^_^
Jangan lupa tinggalkan komen yaaa ;D