Friday, November 4, 2022

...

Manfaat Wakaf Dompet Dhuafa Bikin Petani Berdaya di Lahan Sendiri

 


Ternyata pemahaman soal harta tidak dibawa mati itu salah. Nyatanya harta yang kita punya di dunia akan kita bawa mati bahkan jadi perantara kita di akhirat kelak. Yup, hal ini semakin aku sadari setelah mengikuti Visit Desa Tani Lembang Bandung, yang digelar Dompet Dhuafa beberapa waktu lalu. 

Mengunjungi Desa Tani yang merupakan bentuk nyata dari wakaf para donatur membuat aku yakin, bahwa wakaf memiliki peran yang sangat penting bukan hanya untuk orang yang berwakaf tapi juga untuk semesta. 

Mungkin banyak orang yang berpikir bahwa wakaf hanya bisa dijadikan sebagai masjid atau sekolah, nyatanya wakaf juga bisa menjadi sebuah Desa Tani dengan komoditi buah dan sayur yang memiliki peran luar bisa untuk peningkatan ekonomi para petani. 

Visit ke Desa Tani Dompet Dhuafa ini aku melihat langsung bagaimana program pemberdayaan wakaf yang digagas Dompet Dhuafa mampu meningkatkan ekonomi para petani penerima manfaat yang ada di Desa Cibodas, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Konsep dari Dompet Dhuafa untuk program pemberdayaan ekonomi ini dirasa sangat membantu warga di sana. 



Desa Tani sendiri merupakan salah satu program Dompet Dhuafa dengan upaya pengentasan kemiskinan melalui pengembangan pertanian sayur. Petani dari kelompok masyarakat miskin, diberdayakan untuk mengelola lahan pertanian dengan skema pendampingan. 

Sebelum aku ceritakan keseruan Visit Desa Tani kemarin, kita bahas dulu soal Wakaferse: Semesta Berwakaf yuk! 

Wakaferse, Gerakan Semesta Berwakaf oleh Dompet Dhuafa 




Dompet Dhuafa sebagai lembaga filantropi sosial berusaha dengan baik menjaga bahkan mengembangkan keindahan alam agar kebermanfaatannya terus dirasakan masyarakat luas melalui instrumen wakaf. Pada prinsipnya, wakaf adalah amalan jariyah yang akan terus tumbuh manfaat dan pahala yang didapat. Kebermanfaatan ini akan dirasakan oleh mereka yang menerima, dan pahala akan tumbuh dan mengalir bagi yang menunaikannya. 

Di tahun ini, Dompet Dhuafa menghadirkan Wakaferse, sebuah gerakan semesta berwakaf untuk mendorong inisiatif wakaf masyarakat seluas-luasnya, terutama wakaf uang. Jika jumlah yang berwakaf setiap bulannya ada satu juta orang dengan masing-masing wakaf sebesar Rp10.000,- maka akan terhimpun wakaf sebesar 10 Milyar. 

Dana yang terhimpun akan diinvestasikan dalam Aset Wakaf Produktif antara lain Sekolah, Rumah Sakit, Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Industri, dan lain sebagainya. Hasil surplusnya akan mengalir kepada para maukuf alaih/penerima manfaat. Serta, selama menghasilkan surplus wakaf, pahala kebaikannya pun akan mengalir kepada wakif meski sudah wafat. 

Melalui Wakaferse, Dompet Dhuafa berkhidmat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Melalui penggalangan Wakaf Tunai, Wakaf melalui Uang, Wakaf Online dan instrumen wakaf lainnya. 

Wakaf sendiri dapat berkembang dan memberikan manfaat yang lebih besar untuk masyarakat. Siapapun bisa berwakaf, karena tidaklah agama Islam diturunkan untuk menyusahkan, melainkan untuk memandu manusia hidup berbahagia di surga. 

Belajar dan Berbagi Lewat Keseruan Visit Desa Tani Dompet Dhuafa 




Pagi-pagi sekali aku sudah tiba di Philantropy Building untuk berangkat bersama blogger lainnya menuju Bandung. Tepat pukul 09.00 mini bus kami pun berangkat. Tampak wajah-wajah ceria tak sabar mengunjungi seperti apa sih Desa Tani Dompet Dhuafa ini. Suasana pun semakin meriah karena Kak Kohar selalu memberikan jokes-jokes lucu yang jadi penyemangat untuk kami. 

Tak terasa pukul 14.00 kami tiba di Green House Desa Tani Bandung, acara kemudian dilanjutkan dengan sarasehan. Di sana kami berkenalan dengan Mang Jajang dan Mang Dadan, selaku pengurus dari Desa Tani ini. 

Ternyata, sebelum adanya Desa Tani yang digagas Dompet Dhuafa, nasib para petani kita begitu menyedihkan lho. Sering kali keringat mereka menanam berbagai buah dan sayur tidak sebanding dengan harga panen yang mereka terima. Belum lagi ulah tengkulak nakal yang membuat petani kita tidak berkembang. 

Padahal peran petani sangat besar peranannya untuk ketahanan pangan kita. Bayangkan saja, jika hal ini terus dibiarkan, nasib petani kita akan makin menyedihkan. Hal inilah yang kemudian melatarbelakangi Dompet Dhuafa menggagas Desa Tani ini. 

Selesai sarasehan, kami diberikan waktu untuk beristirahat. Baru lepas magrib, acara dilanjutkan dengan bincang-bincang mengenai wakaf. Yes, ternyata ngomongin soal wakaf ini nggak ada habisnya lho. 

Terlebih saat ini ada banyak kemudahan yang ditawarkan oleh Dompet Dhuafa, salah satunya lewat wakaf tunai. Siapa yang sangka, kalau kita bisa wakaf semudah kita membeli es kopi susu kekinian. Cuma 18 ribu rupiah atau bahkan 10 ribu rupiah kita sudah bisa berwakaf dan memberikan manfaat besar untuk petani dan pembangunan negeri ini. 

Kok, rasanya seperti mustahil ya. Masa sih hanya 10 ribu yang kita berikan bisa memberikan manfaat luar biasa. Jawabannya adalah sangat bisa. Karena aku sudah melihat langsung, betapa hasil pemberdayaan wakaf sangat membantu para masyarakat penerima manfaat. 

Mungkin 10ribu yang berikan melalui Wakaf Tunai Dompet Dhuafa, terasa kecil dan tidak berharga, tapi coba bayangkan kalau 1.000.000 orang melakukan hal yang sama, maka akan terkumpul wakaf 100 milyar rupiah yang bisa digunakan untuk kesejahteraan masyarakat yang membutuhkan. 

Lepas berdiskusi soal wakaf, keesokan harinya acara dilanjutkan dengan panen sayur di Desa Tani. Masya Allah, ini adalah pengalaman luar biasa untukku. Hamparan tanah hijau dengan tanaman yang subur, indah dan sejuk menyambut kami. 



Aku benar-benar nggak nyangka, kalau pemandangan indah ini adalah hasil kedermawanan para donatur Wakaf Dompet Dhuafa. Aku dan blogger lainnya memanen bermacam-macam sayuran segar, mulai dari Baby Buncis Kenya, Pokcoy, Tomat Beef, Romance, sampai Kale Curly. Semuanya sehat, seger, dan hijau-hijau. Tak heran jika hasil panen dari Desa Tani ini juga ikut di ekspor ke luar negeri lho. 

Fyi, Desa Tani memiliki moto “Berdaya di Atas Lahan Sendiri”, tujuannya untuk mengajak para petani dhuafa bangkit dari yang biasanya menjadi buruh kerja di lahan milik orang lain, kini dapat mengelola lahan milik sendiri dengan tetap memberikan dampak sosial kepada lingkungan sekitar. 

Eittss, nggak hanya para petani lho, nyatanya Green House Desa Tani ini juga dirasakan manfaatnya oleh single parent di sana. Bahkan aku dan blogger lainnya juga berbincang-bincang dengan salah satu single parent, penerima manfaat wakaf Dompet Dhuafa. 

Dengan senyum sumringah, beliau menjelaskan kalau sekarang bisa mendapat penghasilan yang Alhamdulillah lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan. Belum lagi, kini beliau juga merasa lebih sehat karena ada kegiatan produktif yang ia lakukan yaitu mengurus bertani. 

Alhamdulillah, Dompet Dhuafa juga memberikan pendampingan dan edukasi perihal bagaimana caranya menjadi petani modern. Sehingga petani kita tidak menghabiskan banyak tenaga di ladang. Caranya tentu dengan memanfaatkan teknologi dong. 



Pulang dari Visit Desa Tani ini, rasanya luar biasa bahagi. Ternyata Wakaf yang kita kira biasa saja, memberikan peran luar biasa untuk semesta. Untuk temen-temen yang mau menunaikan wakaf, bisa melalui Dompet Dhuafa ya, insya Allah amanah dan terpercaya! ^_^


No comments:

Post a Comment

Terimakasih sudah mampir. semoga bermanfaat ^_^
Jangan lupa tinggalkan komen yaaa ;D