Setiap ibu pasti mengingikan anaknya tumbuh sehat dan ceria. Namun, terkadang Tuhan memberikan cerita lain. Sebagian ibu harus merasakan berjuang keras agar buah hatinya bisa sehat dan terbebas dari masa-masa kritis.
Sebagai seorang ibu, miris sekali saat aku membaca sebuah artikel yang mengatakan bahwa 15 juta anak terlahir prematur di seluruh dunia dan jumlah ini terus bertambah. Kelahiran prematur merupakan penyebab kematian tertinggi anak baru lahir, termasuk di Indonesia.
Beberapa waktu lalu, aku berkesempatan hadir di acara “Bicara Gizi: Upaya Pencegahan dan Tata Laksana Anak Prematur agar Tumbuh Kembang Optimal”. Acara yang diselenggarakan Danone ini membahas tuntas permasalahan kelahiran prematur, mulai dari upaya pencegahan hingga perawatan untuk anak yang terlahir prematur bersama ahli.
Mungkin banyak yang belum tahu, bayi dikatakan prematur apabila lahir pada usia kurang dari 37 minggu. Dan ternyata berdasarkan data WHO, terdapat 10 negara yang menyumbang 60% kelahiran prematur di dunia. Dari kesepuluh negara ini, Indonesa menempati peringkat 5 tertinggi dengan angka kelahiran prematur sekitar 675.500 pada tahun 2010. Tak hanya itu, komplikasi yang terjadi dalam kelahiran prematur menyebabkan 27.800 anak usia balita meninggal setiap tahunnya.
|
Menurut Dr. dr. Ali Sungkar, Sp. OG-KFM, Dokter Obstetri dan Ginekologi Konsultan Fetomaternal Rumah Sakit dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) menjelaskan,
“Ada beberapa faktor risiko yang dapat menjadi pemicu kelahiran prematur, antara lain adalah usia ibu yang terlalu muda saat terjadinya kehamilan, ibu yang hamil dengan anak kembar dua atau lebih, infeksi saat kehamilan, penyakit yang diderita ibu saat hamil (diabetes, hipertensi, anemia, dan lain-lain), kurangnya nutrisi saat hamil, gaya hidup tidak sehat, hingga gangguan kesehatan mental saat mengandung seperti depresi.”
Kelahiran prematur ternyata juga dapat menjadi penyebab komplikasi kesehatan, baik dalam jangka pendek seperti gangguan pernapasan dan peningkatan risiko infeksi, atau jangka panjang, yaitu peningkatan risiko penyakit tidak menular seperti hipertensi dan diabetes. Nah, upaya pencegahan agar anak tidak terlahir prematur itu penting dilakukan sebelum kehamilan terjadi, atau saat ibu mempersiapkan kehamilan hingga sepanjang periode kehamilannya.
Makanya penting sekali memiliki support system yang menjaga ibu hamil agar mampu melewati masa kehamilan dengan baik, seperti suami yang harus selalu siap dan siaga membantu istri menjalani kehamilan, dan seluruh anggota keluarga.
Untuk ibu yang memang telah ditakdirkan memiliki anak prematur, tak perlu khawatir, anak yang lahir prematur tetap memiliki kesempatan tumbuh kembang yang sama, asalkan tata laksananya tepat. Pemberian nutrisi sejak dini berdampak positif terhadap perkembangan syaraf otak, terutama pada anak yang sangat prematur. Pemantauan pertumbuan anak menggunakan grafik pertumbuhan juga berperan penting untuk memastikan keberhasilan kerja tumbuhnya.
|
dr. M Azharry Rully S, Sp.A, Dokter Spesialis Anak Konsultan Neonatalogi Rumah Sakit dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM), mengatakan anak prematur yang kehilangan masa pertumbuhan yang seharusnya terjadi saat masih dalam kandungan. Nutrisi yang diterima pada minggu-minggu awal setelah kelahiran diperlukan untuk membantu kejar tumbuh, sehingga mengurangi risiko terjadinya masalah dalam tumbuh kembang si kecil. Air Susu Ibu sangat direkomendasikan karena memiliki nutrisi paling baik untuk anak prematur selain itu dukungan dari keluarga dan lingkungan sekitar dalam merawat anak prematur menjadi faktor penting dalam perkembangan kesehatan anak.
Dan berikut ini adalah Tata Laksana yang dapat diikuti orang tua dalam merawat anak yang prematur:
- Karena kondisi kesehatannya, anak prematur atau berat lahir rendah lebih rentan untuk mengalami hipotermia. Pastikan setelah memandikan, anak benar-benar kering dan segera selimuti untuk menjaga suhu tubuhnya.
- Ibu juga dapat mempraktikkan metode kanguru, yaitu menghangatkan anak baru lahir menggunakan suhu tubuh ibunya. Selain menghangatkan tubuh anak, metode ini dipercaya dapat meningkatkan berat badan bayi dengan cepat dan memperkuat ikatan antara ibu dan anak.
- Untuk menjaga berat badan anak setelah lahir, berikan ASI sesering mungkin walaupun waktu menyusuinya pendek. Setidaknya sekali dalam 2 jam.
- Jika anak belum bisa menyusui, maka ASI perah dapat diberikan dengan peralatan pendukung seperti sendok atau gelas. Selain sebagai sumber nutrisi, ASI dapat meningkatkan imunitas dan perkembangan tubuh anak.
Rasanya bersyukur sekali, aku mendapat banyak informasi dari acara Bicara Gizi yang diselenggarakan Danone ini. FYI, Bicara Gizi merupakan program edukasi Danone untuk meningkatkan kesehatan masyarakat di masa-masa penting kehidupan. Harapanku, semoga Danone terus menginspirasi masyarakat lewat programnya yang luar biasa bermanfaat! ^_^
No comments:
Post a Comment
Terimakasih sudah mampir. semoga bermanfaat ^_^
Jangan lupa tinggalkan komen yaaa ;D