Sunday, October 22, 2023

...

Recap Keseruan ISEW 2023 Day 2: Bersatu Menuju Sistem Energi Dekarbonisasi

 

isew 2023

Kebayang nggak sih ada berapa banyak energi yang dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia yang terdiri dari 270 juta jiwa ini? Pasti luar biasa banyak ya! 

Yup, Indonesia menjadi salah satu negara dengan pertumbuhan konsumsi energi tercepat di dunia. Hal ini didorong oleh tingkat pertumbuhan ekonomi dan populasi yang signifikan serta urbanisasi yang pesat. Bahkan diprediksi, konsumsi energi, khususnya di sektor ketenagalistrikan, tumbuh pesat dan akan terus meningkat di tahun-tahun mendatang. Permintaan energi ini diproyeksikan meningkat tiga kali lipat pada tahun 2030. 

Fyi, lebih dari 100 juta orang telah memperoleh akses terhadap listrik sejak tahun 2010, dan terdapat lebih dari 600 jaringan listrik di seluruh nusantara. Untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, Pemerintah Indonesia telah menetapkan target Energi Terbarukan (RE) yang jelas dan mengikat secara hukum: untuk memperoleh 23% dari total pasokan energi primer negara dari sumber EBT pada tahun 2025; dengan cakupan ini meningkat menjadi 31% pada tahun 2050. 

transisi energi


Pembahasan mengenai energi terbarukan ini sangat menarik. Terlebih, beberapa waktu lalu, aku berkesempatan hadir di acara Indonesia Sustainable Energy Week (ISEW 2023). Fyi, ISEW adalah forum pemangku kepentingan seperti pemerintah, profesional, swasta, akademisi, dan pihak lain yang berfokus pada isu energi berkelanjutan. 

Nah, ISEW 2023 ini digelar di Jakarta pada 10-13 Oktober 2023 dengan tema ”Bersatu Menuju Sistem Energi Dekarbonisasi”. Acara ini diselenggarakan oleh GIZ dan perusahaan Jerman lainnya bersama Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) yang berfokus pada beberapa bidang, antara lain, mempercepat pemanfaatan energi terbarukan, dekarbonisasi sektor ketenagalistrikan, mempromosikan efisiensi dan konservasi energi, serta mengembangkan pekerjaan hijau dan transisi energi yang adil dan merata. 

Sebelum membahas mengenai materi yang aku dapat dari acara ISEW 2023 ini, aku mau jelasin sedikit tentang latar belakang kerjasama Indonesia dan Jerman di sektor energi ya! 

Perkuat Transisi Energi, Indonesia-Jerman Terus Tingkatkan Kerja Sama 





Tahu nggak sih kalau sudah puluhan tahun, Pemerintah Indonesia dan Jerman telah menjalin kerja sama khususnya di sektor energi. Kerja sama ini terus diperkuat dan ditingkatkan melalui fasilitas dialog, pendanaan, hingga penyediaan para ahli. 

EnergyHub Team LeadDeutsche Gesellschaft fur Internationale Zusammenarbeit (GIZ) Indonesia Gitafajar Septyani mengemukakan, kerja sama antara Indonesia dan Jerman di sektor energi telah berjalan selama lebih dari tiga dekade. Kerja sama ini terus berlanjut untuk membangun komitmen global dalam perubahan iklim. 

Pelaksanaan kerja sama ini bertujuan untuk mencapai target nasional penurunan emisi dan mendukung promosi penggunaan energi terbarukan bersama pemerintah daerah. Germany-Indonesia Energy Cooperation Hub (EnergyHub) mulai dikembangkan tahun ini untuk memperkuat kerja sama kedua negara di sektor energi. 

Germany-Indonesia EnergyHub yang mulai dikembangkan tahun 2023 ini memiliki tiga mandat utama, yaitu: 

  1. Memperkuat kerja sama melalui fasilitas dialog antara kedua negara. 
  2. Menjadi representasi kerja sama yang lebih baik antara Indonesia dengan Jerman salah satunya melalui mekanisme Just Energy Transition Partnership (JETP). 
  3. Menyediakan para ahli atau teknisi yang diperlukan untuk kerja sama lebih lanjut. 

Nah, dari ketiga mandat tersebut nantinya Indonesia dan Jerman akan bersama-sama mengembangkan sejumlah kegiatan yang disesuaikan dengan visi misi yang telah ditentukan Indonesia ke depan. Oh iya, kerjasama Indonesia – Jerman ini juga telah menorehkan berbagai capaian yaitu, memberikan akses elektrifikasi yang setara, melakukan inovasi sistem energi terbarukan yang terdesentralisasi, serta meluncurkan terobosan di berbagai wilayah seperti Sulawesi, Nusa Tenggara Timur, dan Bangka Belitung lho. 

ISEW 2023 Day 2 Session 2: Menuju Dekarbonisasi dengan Strategi yang Terintegrasi 




Di sesi ini, ada banyak hal yang dibahas terkait pilihan untuk mengakhiri dini operasional PLTU batubara tidak hanya mencerminkan urgensi dekarbonisasi, tapi juga strategi optimalisasi biaya. Dengan pendekatan yang terintegrasi dan memperhitungkan aspek sosial ekonomi, pengambilan keputusan terkait dengan penutupan PLTU batubara dapat dicapai dengan cara yang holistik dan berkelanjutan. 

Indonesia telah mengambil langkah signifikan menuju masa depan berkelanjutan dengan berkomitmen untuk menghentikan penggunaan batu bara pada tahun 2040 dan mencapai emisi nol bersih pada tahun 2050. Aspek penting dari transformasi ini adalah memastikan keadilan dan keadilan dalam seluruh prosesnya. Pendekatan ini mendorong pertumbuhan ekonomi sekaligus meningkatkan kesejahteraan sosial dengan memperluas akses terhadap energi bersih dan terjangkau. 

Untuk mengatasi transisi energi dari batu bara secara efektif, penting untuk melakukan penilaian komprehensif terhadap dampak sosial, ekonomi, dan lingkungan. Penilaian ini diperlukan untuk mengidentifikasi potensi konsekuensi yang mungkin timbul dari transisi ini dan mengembangkan langkah-langkah yang tepat untuk memitigasinya. 

ISEW 2023 Day 2 Session 3: Memahami Kelayakan Pensiunnya Pembangkit Listrik Tenaga Batubara 





Sesi ketiga ini masih memiliki korelasi dari sesi sebelumnya, di mana Indonesia merupakan salah satu produsen dan eksportir batubara terbesar di dunia. Batubara juga merupakan sumber energi yang penting bagi Indonesia, dengan kapasitas terpasang pembangkit listrik tenaga batu bara pada tahun 2020 mencapai 42,1 GW (dari total kapasitas terpasang sebesar 81,2 GW) dan menghasilkan sekitar 60% listrik negara. 

Namun ketergantungan terhadap batu bara telah menimbulkan berbagai tantangan lingkungan dan kesehatan, sehingga penghentian pembangkit listrik tenaga batu bara menjadi masalah yang mendesak di Indonesia. Dalam upaya untuk menghentikan penggunaan batu bara secara bertahap, berbagai cara telah ditawarkan—termasuk antara lain dengan melakukan retrofit pada pembangkit listrik tenaga batu bara menggunakan CCUS, co-firing, dan pensiun dini. 

Analisis komparatif yang dilakukan CASE baru-baru ini menyoroti analisis biaya-manfaat pada beberapa skenario untuk melakukan dekarbonisasi subsektor pembangkit listrik, khususnya pada pembangkit listrik tenaga listrik ultra-supercritical CFPP—membandingkan biaya dan manfaat yang terkait dengan retrofit dengan CCS, penghentian dan penggantian dengan energi terbarukan, atau melanjutkan proyek tersebut. penggunaan CFPP. Sesi ini bertujuan untuk membahas berbagai jalur dekarbonisasi sektor ketenagalistrikan untuk menghentikan pembangkit listrik tenaga batu bara. 

Rangkuman mengenai acara ini juga bisa dikunjungi di website https://isew.energy-transition.id/ ya. Sampai bertemu di ISEW 2024! ^_^






No comments:

Post a Comment

Terimakasih sudah mampir. semoga bermanfaat ^_^
Jangan lupa tinggalkan komen yaaa ;D